Salin Artikel

Angka Kematian akibat Covid-19 di Banyuwangi Capai 736 Orang, Ini Penyebabnya

Satgas Covid-19 Banyuwangi menyebut tingginya angka kematian ini karena banyak pasien yang terlambat mendapatkan penanganan.

Pasien datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang buruk.

"Pasien mengalami desaturasi sehingga setelah beberapa hari (dirawat) meninggal tak terselamatkan karena terlambat pennaganan. Ini yang perlu kita benahi," kata Wakil Ketua Satgas Covid-19 Banyuwangi Letkol (Inf) Yuli Eko, sata rapat koordinasi di Pendopo, Sabtu (3/7/2021).

Para pasien yang datang ke rumah sakit disebut sudah mengalami kekurangan kadar oksigen dalam darah atau desaturasi.

Rata-rata mereka datang dengan tingkat kadar oksigen dalam darah 50 persen.

Padahal normalnya tingkat oksigen dalam darah manusia atau saturasi di atas 95 persen.

Terlambatnya penanganan terjadi karena pengawasan kepada pasien tak maksimal.

Hal ini disebabkan kurangnya petugas dan sumber daya manusia yang mengawasi pasien isolasi mandiri.

"Pengawasan tak maksimal karena keterbatasan SDM tenaga kesehatan dan petugas," kata dia.

Terkait ini, Satgas Covid-19 akan menyiapkan tempat isolasi OTG di masing-masing kecamatan.

Hal ini untuk memudahkan pengawasan pasien OTG dan mencegah tingginya kematian akibat kurang pengawasan.

"Tenaga kesehatan terbatas dan petugas mengatasi pasien banyak, maka isolasi terpusat di masing kecamatan minimal saturasi, tekanan darah dan detak jantung bisa dikontrol, sehingga termonitor," kata dia.

Untuk saat ini, Banyuwangi telah memiliki tempat isolasi terpusat tingkat kabupaten di Balai Diklat ASN yang berkapasitas 130 pasien, dan bisa dikembangkan hingga 150 pasien.

Kini Balai Diklat ASN dihuni 68 pasien Covid-19 tanpa gejala.

Ada pula kecamatan yang memanfaatkan gedung sekolah sebagai tempat isolasi.  Gedung Wanita juga disiapkan sebagai pusat isolasi bila terjadi lonjakan.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/04/163559978/angka-kematian-akibat-covid-19-di-banyuwangi-capai-736-orang-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke