Salin Artikel

Sempat Cari ICU Berventilator, Anggota DPRD DIY Positif Covid-19 Meninggal di Usia 31 Tahun

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Kabar duka menyelimuti Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.

Salah satu politisi muda PDI-P, Wahyu Pradana Ade Putra (31) meninggal dunia terkonfirmasi positif Covid-19.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DIY itu meninggal dunia pada Selasa (29/6/2021) pukul 19.00 WIB.

Masih teringat jelas di ingatan Ketua DPC PDI Perjuangan Gunungkidul Endah Subketi Kuntaringsih hari-hari terakhir Ade, panggilan akrab Wahyu Pradana Ade Putra.

Ade dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari Kamis (24/6/2021) lalu.

Saat itu Endah dikabari jika Ade terkonfirmasi positif, dan sudah dipantau oleh dokter pribadi keluarga.

Endah pun menghubungi pihak dokter yang menyarankan Ade untuk dirawat.

Namun, Ade tidak mau dan memilih untuk isolasi mandiri di rumah, karena memiliki peralatan kesehatan. Dokter keluarga juga sudah memantau kesehatan Ade sejak SD karena memiliki asma.

"Saya kenal Mas Ade dekat, karena ibunya (almarhum Desiyanti politisi PDI Perjuangan) dan Pak Pri (Agus Priyanto) menitipkan ke saya karena beliau (Ade) masih muda," kata Endah saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Kamis (1/7/2021)

AKhirnya karena kondisi terus menurun, pada Senin (28/6/2021), Ade dilarikan ke RSUD Saptosari.

Ade langsung ditangani Direktur RSUD Saptosari dr Eko Darmawan. Endah terus melakukan komunikasi dengan dr Eko, dokter pribadi, dan keluarga Ade.

Endah pun mencari ruang ICU yang memiliki ventilator, karena kondisi saat masuk ke RSUD Saptosari, kadar oksigen dalam darah Ade sudah rendah.

Selama pencarian, Endah yang memaksimalkan relasi tidak membuahkan hasil karena seluruh rumah sakit sudah penuh. Selain itu, kondisi Ade tidak memungkinkan untuk dipindah ke RS yang lain.

Ade sempat masuk ke ruang ICU, dan dinyatakan meninggal dunia pada Selasa pukul 19.00 WIB.

"Upaya kami maksimalkan, Mas Ade tidak sendiri. Kita semua berupaya untuk membantu," kata Endah

Untuk itu, dirinya berpesan kepada masyarakat untuk tidak meremehkan virus ini.

Sehingga dirinya meminta kepada semua pihak untuk taat protokol kesehatan, dan jika tidak perlu jangan keluar rumah untuk menjaga diri dan keluarga.

"Lebih terjamin perhatiannya saja seperti itu (meninggal), ternyata Covid tidak bisa dilawan dengan mudah. Dokter Eko sendiri yang nangani. Ini pelajaran bagi siapa saja, jangan meremehkan virus ini," kata Endah.

Direktur Utama RSUD Saptosari, dr Eko Darmawan mengatakan, Ade dibawa ke RSUD Saptosari kondisinya sudah kurang baik setelah menjalani isolasi beberapa hari di rumah.

Dia datang sehari sebelum meninggal atau hari Senin dengan kondisi sadar, namun sesak napas berat.

"Tapi masuk ke sini kondisi paru-parunya sudah hampir 90 persen kira-kira itu, (paru-paru) sudah putih kaya kapas itu," kata Eko

Pagi harinya atau Selasa (29/6/2021), dr Eko memeriksa perkembangan. Sampai akhirnya, kondisi terus menurun dan oksigen dalam darah hanya 30 persen, dr Eko langsung bergerak menyiapkan ventilator dan dilakukan inkubasi.

Setelah upaya beberapa saat akhirnya henti napas, dan dinyatakan meninggal dunia.

"Kelihatannya penyakit penyertanya yang jadi pemberat itu, hipertensi jadi beberapa kemudian berat badan itu ya," Kata Eko.

Diakuinya, kondisi saat ini berbeda dengan awal pandemi. Dulu orang yang dirawat di RSUD Saptosari kondisinya masih bisa olahraga, namun sekarang yang bergejala sedang hingga berat.

"Rata-rata sekarang sedang dan berat, dulu masih bisa olah raga," kata Eko

Untuk itu pihaknya berharap jika memiliki komorbit atau penyakit penyerta untuk segera memeriksakan diri ke RS rujukan. Apalagi banyak contoh kasus yang meninggal saat isolasi mandiri.

115 orang meninggal dalam sebulan

Ketua PMI Gunungkidul Iswandoyo mengatakan, selama bulan Juni 2021, relawan PMI Gunungkidul memakamkan Jenasah dengan protokol kesehatan sebanyak 55 jenazah.

Dari jumlah tersebut ada 49 orang terkonfirmasi positif, lainnya suspek, probabale, dan infeksius, serta non infeksius.

Pada 30 Juni 2021 kemarin pihaknya memakamkan 3 jenasah yang diketahui melakukan isolasi mandiri, yakni warga Giripurwo, Kapanewon Purwosari; Warga Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen; dan Warga Kalurahan Wonosari, Kapanewon Wonosari.

Diakuinya bulan Juni 2021 ini 20 relawannya cukup berat karena hampir setiap hari ada saja yang meninggal dengan penanganan Covid-19.

"Ya memang situasi sekarang kurang baik mas," ucap Iswandoyo

Sementara, jika merujuk data Dinas Kesehatan Gunungkidul, dari awal Maret 2020 sampai Mei 2021 total ada 3024 kasus, sembuh 2758 kasus, pasien dalam perawatan 121 kasus.

Untuk kasus meninggal terkonfirmasi 145 orang.

Lalu, akhir Juni 2021 melonjak cukup signifikan. Total pasien sampai akhir Juni ada 6495 kasus atau melonjak 3471 kasus dalam satu bulan.

Untuk meninggal, total 260 kasus atau meningkat 115 orang. Hingga kemarin total kasus dalam perawatan mencapai 2163. 

https://regional.kompas.com/read/2021/07/01/174230178/sempat-cari-icu-berventilator-anggota-dprd-diy-positif-covid-19-meninggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke