Cerita Dusun Karanglo, Warganya Sepakat “Lockdown” agar Covid-19 Tidak Meluas

KOMPAS.com - Agar Covid-19 di daerahnya tidak meluas, warga Dusun Karanglo bersepakat untuk melakukan lockdown.

Dusun yang terletak di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabuten Semarang, Jawa Tengah, ini di-lockdown usai puluhan warganya terjangkit virus corona.

"Lockdown diberlakukan atas kesepakatan warga. Kemarin juga ada komunikasi dengan desa dan kecamatan," ujar Kepala Desa Kenteng Nurtati, Rabu (23/6/2021).

Untuk mendukung lockdown, akses jalan di wilayah tersebut juga ditutup.

Kata Nurtati, penutupan akses bakal berlangsung selama 14 hari.

Penutupan akses jalan ini dimulai pada Selasa (22/6/2021).

Linmas Dusun Karanglo Giman menjelaskan, petugas bakal melakukan penjagaan selama 24 jam.

Ia menambahkan, tamu dari luar tidak diperbolehkan masuk ke Dusun Karanglo.
"Warga luar daerah untuk sementara waktu tidak boleh berkunjung. Kalau warga Karanglo ingin keluar, hanya untuk keperluan yang penting dan mendesak," ucapnya.

Kepala Desa Kenteng Nurtati menuturkan, usai ditemukannya kasus positif Covid-19 di Dusun Karanglo, warga setempat sepakat untuk me-lockdown wilayahnya.

"Warga memilih lockdown agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas. Apalagi ini yang kena terutama dari klaster hotel dan pabrik,” terangnya.

Terdapat 21 orang yang terjangkit Covid-19 di Dusun Karanglo.

"Dari kecamatan memberi informasi jika ada yang positif dari lima rumah maka lockdown. Tapi di RT 5 itu ada kesalahan karena ada dua nama yang ternyata orang yang sama, akhirnya warga tetapa memilih lockdown untuk perlindungan," ungkapnya.

Nurtati menyampaikan, warga yang terpapar Covid-19 berasal dari Rukun Tetangga (RT) 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.

Ia menerangkan, untuk memenuhi kebutuhan warga yang melakukan lockdown, Pemerintah Desa Kenteng bakal memberikan bantuan bahan pangan.

"Ada sembako, vitamin, buah dan sayur. Jogo Tonggo juga kita support. Jika memang ada yang kurang, nanti dari pengurus RT atau RW bisa komunikasi dengan perangkat desa," sebutnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)