Salin Artikel

Upaya Tenaga Medis di Bangkalan Hadapi Masyarakat yang Menolak Disuntik Vaksin Covid-19

Kepala Puskesmas Jaddih, Kecamatan Socah, Bangkalan, Jawa Timur, dr Purwati mengatakan, ia menggandeng seluruh lapisan masyarakat untuk melancarkan program vaksinasi.

Ia mengajak tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda, dan tokoh agama. Kader kesehatan di tingkat desa juga dilibatkan.

"Selama ini ada kader kesehatan yang kita vaksin pertama, tokoh masyarakat, tokoh adat. Di tahap dua ini (pelayanan) kami selalu melibatkan semua elemen dalam memberikan pemahaman terkait vaksin ini, dan pendekatan yang lainnya kita lewat ibu-ibu bidan desa, kita harus memberikan pencerahan dan edukasi bahwa vaksin ini perlu," kata Purwati saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Kamis (10/9/2021).

Purwati masih menerima penolakan dari masyarakat. Meski tahu vaksin bisa menstimulasi kekebalan tubuh melawan Covid-19, masyarakat selalu punya alasan agar tak divaksin.

“Ada yang bilang, tidak bu, saya sehat tidak mau divaksin,” tutur Purwanti menirukan jawaban salah satu warga.

Di wilayah Jaddih, para tenaga medis di bawah puskesmas memiliki tanggung jawab menuntaskan program vaksin Covid-19 dengan sasaran 1.000 orang.

Namun, Pur dan anak buahnya harus bekerja ekstra untuk mencapai target setelah adanya lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan.

"Hari ini hari pertama kita melakukan vaksin pada tahap dua (sasaran sektor pelayanan). Kebetulan di Puskemas Jaddih ini karena tempatnya di perdesaan sasarannya banyak. Dan capaiannya masih sedikit. Terutama di pelayan pasar, pelayanan toko, pedagang pasar masih sedikit," kata dia.

Dari target 1.000 orang, Pur harus menyuntikkan vaksin minimal kepada 100 orang dalam seminggu. Jadwal pelayanan vaksin di puskesmas pun hanya berlangsung pada Selasa dan Rabu.

Untuk memaksimalkan vaksinasi di jadwal yang terbatas itu, Pur memanfaatkan media sosial sebagai pusat informasi vaksin.

Ia juga menyebar informasi melalui pesan WhatsApp dan memasang banner untuk setiap kegiatan.


Pur mengaku tak lelah menyukseskan program pemerintah tersebut. Apalagi, kasus Covid-19 semakin meningkat.

Pur menilai, rasa takut yang dialami masyarakat merupakan hal yang wajar.

"Tidak ada pilihan lain kecuali memberikan pengertian dan pemahaman bahwa vaksin sangat penting. Dan yakin optimis tuntas tahap dua ini," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan Sudiyo mengatakan, ketakutan untuk vaksinasi masih dialami masyarakat di wilayah perdesaan.

"Kalau area perkotaan sudah selesai terkait persoalan pemahaman vaksin ini. Hanya saja di desa masih sering terjadi," kata Yoyok saat dihubungi via telepon selulernya, Kamis (10/6/2021).

Menurut Yoyok, antusiasme masyarakat kota terhadap vaksinasi sangat tinggi. Selain pemahaman masyarakat terhadap vaksinasi, klasifikasi target vaksin juga menghambat tenaga medis di lapangan.

Tenaga medis, kata dia, kebingungan membedakan target vaksinasi.

"Cara vaksin kepada masyarakat berbeda dengan imunisasi bagi balita, karena ketika hendak divaksin harus by sistem," kata Yoyok.


Untuk menangani persoalan itu, Yoyok meminta tenaga medis di tingkat puskesmas berkomunikasi dengan seluruh elemen. Tenaga medis diminta mengutamakan edukasi bersifat humanis.

Yoyok menambahkan, vaksinasi terhadap tenaga medis di Bangkalan sudah mencapai 100 persen untuk dosis pertama dan kedua.

Sementara pelayan publik tahap dua, baru 22.000 orang dari target 39.000 untuk dosis pertama. Sementara dosis kedua baru 18 persen.

Sedangkan vaksinasi tahap tiga untuk lansia baru tiga persen untuk dosis pertama dan 1,4 persen untuk dosis kedua.

Yoyok optimistis menuntaskan target vaksinasi. Namun, Pemkab Bangkalan sedang fokus menangani Covid-19 yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

"Sekarang memang kami dan nakes semua masih fokus menangani kasus Covid-19 ini, Tapi saya yakin, kita sekarang masih punya stok vaksin 10.000 untuk dosis pertama dan duanya," jelas Yoyok.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/10/184949278/upaya-tenaga-medis-di-bangkalan-hadapi-masyarakat-yang-menolak-disuntik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke