Salin Artikel

Korban Praktik Dukun, Bocah Ini Dipaksa Makan Bunga Sebelum Ditenggelamkan hingga Tewas

Saat ditemukan, mayat A tergeletak di atas tempat tidur dalam kondisi kering tinggal kulit serta tulang

Diduga kuat, mayat A sengaja disimpan orangtuanya sejak 4 bulan lalu sebagai bagian dari ritual perdukunan.

A tewas setelah ditenggelamkan orangtuanya sendiri atas saran B dan H, tetangga mereka. Di lingkungn tempat tinggal mereka, H dikenal sebagai 'orang pintar' atau dukun.

Dipaksa makan bunga dan cabai

Kepala Desa Bajen, Sugeng mengaku sangat terpukul dengan meninggalnya A. Ia mengatakan pihak desa sebelumnya tidak merasakan ada keganjilan.

Namun ia mengakui jika warga sekitar merasa kurang nyaman dengan keberadaan B dan H yang membuka praktik supranatural di desa mereka.

"Pemerintah desa terpukul atas kejadian ini. Tidak ada keganjilan, cuma ada dua orang B dan H. Memang dua orang ini mendalami ilmu spiritual," katanya, kepada Tribunjogja.com, Selasa (18/5/2021).

Selalu menawarkan jasa pengobatan tradisional

Ia mengatakan karena ingin terlihat kondang, B dan H selalu menawarkan jasa pengobatan supranatural kepada warga. Namun tak ada satu pun warga yang percaya dengan omongan mereka.

Menurutnya hanya keluarga M dan S yang tak lain orangtua A yang percaya dan menjadi korban tipu daya kedua tersangka.

"Tapi masyarakat kami tidak tergiur dengan omongan mereka berdua. Karena belum pernah terbukti. Belum ada orang yang sembuh setelah ditangani mereka," jelasnya.

Sebut korban adalah anak genderuwo

Sugeng bercerita B dan H mengklaim jika korban adalah anak genderuwo. Sebagai pembuktian, H pernah menyuruh A untuk makan bunga mahoni yang pahit dan beberapa cabai.

H mengatakan jika korban tidak merasa pahit, maka A adalah anak genderuwo.

"Untuk mengetes kalau anak itu adalah anak genderuwo, pernah korban itu disuruh makan bunga mahoni. Itu kan pahit sekali, sama cabai. Kalau korban tidak merasa pahit, berarti dia benar anak genderuwo. Dan benar saja, waktu itu korban tidak merasakan pahit," ungkap Sugeng.

Melihat hal itu orang tua A semakin percaya jika anaknya bermasalah, Mereka kemudian menaruh harapan tinggi pada B dan H untuk menyembuhkan buah hatinya.

Kemudian ritual menenggelamkan A di bak mandi pun dimulai. Mereka meyakini hal itu adalah satu-satunya cara untuk meruwat A dari keberadaan genderuwo.

"Menurut pengakuan A dimasukan ke bak mandi empat kali. Pertama gak apa-apa, kedua dan ketiga juga gak apa. Pas yang keempat mungkin karena terlalu lama korban ini akhirnya pingsan," kata Sugeng.

Sementara itu Kapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi di Mapolres Temanggung membenarkan keterlibatan tetangga korban yang membujuk orangtua korban melakukan ritual.

"Dugaan awal sementara, orangtua korban mau melakukan tindakan itu atas pengaruh bujuk rayu H, yang dikenal sebagai orang "pintar" atau dukun. Saat itu kondisi A diyakini nakal, lalu H mengatakan "wah, anak itu dihinggapi dunia lain"," jelas Benny.

Benny mengatakan orangtua A melakukan ritual tersebut sekitar bulan Januari 2021 setelah dibujuk oleh B.

Korban pun ditenggelamkan di bak mandi hingga akhirnya tewas.

"Orangua korban, disuruh H, juga B, agar korban diruwat, caranya dengan ditenggelamkan. Itu motif sementara," jelas Benny.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Sebelum Ditenggelamkan, Bocah 7 Tahun di Temanggung Disuruh Makan Bunga Mahoni dan Cabai Oleh Dukun

https://regional.kompas.com/read/2021/05/19/145900078/korban-praktik-dukun-bocah-ini-dipaksa-makan-bunga-sebelum-ditenggelamkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke