Salin Artikel

Perjuangan Pasutri Penyandang Disabilitas Pembuat Kacamata Kayu Bangkit dari Penolakan

Dengan terampil, dia melakukan tes mata kepada calon konsumennya.

Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya diketahui besar minusnya.

Namun, tak ada jual beli. Calon konsumen tak menemui model yang cocok.

Azis pun kembali bercengkerama bersama kedua anaknya. Dia optimistis akan selalu ada pembeli yang datang.

Azis adalah seorang disabilitas. Dia lahir dalam keadaan normal.

Namun saat usia tiga tahun, Azis demam tinggi dan dibawa ke mantri.

"Lalu kaki saya dua-duanya mati rasa. Dan sampai saat ini lumpuh," jelasnya saat peresmian Komunitas Tedjo Amoeng di Tegalrejo Kota Salatiga, Sabtu (24/4/2021) sore.

Namun Azis tak menyerah dengan keadaannya. Dia berusaha dengan mengelola optik sejak tahun 2004.

"Dan sejak delapan bulan lalu, saya mulai membuat kacamata dari frame kayu, terutama kayu jati dan sonokeling," ungkapnya.


Semua berawal dari penolakan. Saat ada pameran, Azis yang membawa kacamata ditolak oleh panitia karena kacamatanya dinilai biasa.

"Saya lalu belajar membuat kacamata frame kayu dari teman asal Yogya. Kemudian saya mulai membuat dan memasarkan kacamata frame kayu," jelasnya.

Dalam pemasaran, Azis dibantu istrinya, Susiati yang juga penyandang disabilitas.

"Istri saya juga ada masalah di kakinya tapi sejak lahir, tangannya juga. Dia bertugas pemasaran," kata Azis.

Dikatakan, sejak berjualan kacamata frame kayu, peminat kacamata produksinya semakin meningkat.

Bahkan digemari hingga Bali.

"Sudah ada beberapa reseller. Kalau di reseller harga Rp 300.000 minimal pembelian lima kacamata, kalau beli langsung kisaran Rp 500.000," ungkapnya.

Dia membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk membuat satu kacamata kayu.

"Sekarang sudah pakai alat meski masih nebeng di teman. Kalau dulu manual memang butuh waktu lebih lama," kata Azis.

Penggagas Tedjo Amoeng Bumi Pertiwi Aipda Panji Wiguna mengungkapkan komunitasnya menampung karya difabel, kerajinan warga, serta kuliner.

"Kami bergerak membuka ruang untuk maju bersama. Kami juga membuka ruang untuk memberi pelatihan kepada warga yang membutuhkan," kata Bhabinkamtibmas Tegalrejo ini.

Wali Kota Salatiga Yuliyanto yang meresmikan Tedjo Amoeng mengapresiasi tumbuhnya ruang-ruang kreasi dari masyarakat.

"Usaha-usaha yang dikombinasikan dengan perkembangan zaman akan maju, apalagi ini diinisiasi oleh orang-orang kreatif," paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/25/072332278/perjuangan-pasutri-penyandang-disabilitas-pembuat-kacamata-kayu-bangkit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke