Salin Artikel

Lurah yang Dicopot Bobby Nasution karena Pungli: Kalau Dikasih Saya Terima, Kalau Enggak, Ya Sudah

Lurah beserta Kasi Pembangunan Dina Simanjuntak dicopot karena diduga melakukan pungutan liar (pungli) kepada warga yang mengurus administrasi.

Detik-detik pemecatan lurah Hermanto dilakukan setelah Bobby mendatangi kantor kelurahan untuk mengklarifikasi langsung laporan masyarakat.

Tidak mengaku pungli tapi terima seikhlasnya

Saat diklarifikasi Bobby, Hermanto mengatakan tidak pernah melakukan pungli.

Atas laporan masyarakat yang mengaku dimintai uang Rp 100.000, Hermanto lalu menjawab bahwa dirinya tidak pernah mematok harga.

Namun dia mengakui menerima uang dari masyarakat tanpa adanya paksaan.

“Maaf ya Pak, saya tidak pernah minta sampai segitu, seikhlasnya. Jujur pak, kalau dikasih saya terima dan kalau enggak dikasih, ya sudah. Tidak ada saya patok-patok, Pak. Selama ini masyarakat banyak yang terima kasih saja dan saya tidak ada masalah. Sama kepling saya ini juga, kalau pun tidak dikasih, saya tidak ada masalah,” kata Hermanto kepada Bobby seperti dikutip dari Tribun Medan, Jumat (24/4/2021).

Buka video di depan lurah

Bobby juga sempat membuka video di depan lurah sebagai bukti adanya tindakan pungli.

Meski demikian, lurah tetap berkelit dan enggan mengakuinya.

Bobby pun menyayangkan tindakan tersebut, apalagi di masa pandemi banyak warga yang kesulitan ekonomi.

"Bapak dan ibu jangan begitulah, masyarakat sekarang sudah susah, mengapa harus dimintai uangnya lagi. Pantas saja kalau begini program kita tidak berjalan. Kantor bapak ini dekat dengan Polrestabes Medan, apa bapak nggak takut?” ujarnya.

Telepon BKD copot lurah

Saat itu juga Bobby meminta agar badan kepegawaian segera ditelepon untuk mengurus pencopotan jabatan.

“Bapak enggak usah jadi lurah lagi ya. Telepon BKD, suruh ganti dan berhentikan bapak ini sebagai lurah sama ibu ini ya, begitu kinerjanya,” tuturnya.

Bobby menjelaskan bahwa tindakan mereka termasuk pungli dan bisa memperburuk citra pemerintah di mata rakyat.

"Hal-hal seperti inilah yang membuat citra kita buruk di masyarakat. Apapun yang kita lakukan, nantinya masyarakat menganggap kita tidak bekerja. Kalau dari tingkat terbawah sudah begini, bagaimana nanti yang ke atas-atasnya. Untuk itu kita berhentikan lurahnya, tidak ada cerita untuk yang minta-minta uang kepada masyarakat seperti ini,” ungkapnya.

Menurutnya, masyarakat memang akan lebih mudah mengurus administrasi jika memberikan "ingot-ingot" atau uang rokok kepada petugas.

Bahkan Kepling diingatkan oleh lurah agar warga tidak lupa memberikan "ingot-ingot" itu.

"Macam-macam, ada yang ngurus administrasi penduduk, surat domisili, SKU. Jumlahnya bervariasi, intinya harus ada ingot-ingotnya," kata Reswandi.

"Sejauh ini menurut pengakuan warga saya, ada pengutipan yang dilakukan di atas Rp 50.000 untuk pengurusan SKU," tutupnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Medan, Mei Leandha | Editor : Aprillia Ika), Tribun Medan

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul DETIK-detik Bobby Nasution Copot Lurah Pungli Rp 50 Ribu, Wali Kota Perlihatkan Bukti Rekaman

https://regional.kompas.com/read/2021/04/24/124215578/lurah-yang-dicopot-bobby-nasution-karena-pungli-kalau-dikasih-saya-terima

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke