Salin Artikel

Larangan Mudik Diubah, Bupati Wonogiri: Kami Fokus Cegah Penularan

WONOGIRI, KOMPAS.com-Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, Pemkab Wonogiri lebih memilih fokus mencegah penularan dari klaster pemudik ketimbang terjebak dalam perdebatan pelarangan mudik menjelang lebaran.

“Siapa yang akan dipersalahkan. Daripada energi kita habis ke ranah (larangan mudik) itu mending kita fokus untuk mencegah penularan dengan menyiapkan fasilitas kesehatan, SDM dan pengoptimalan monitoring warga yang mudik dengan melibatkan kades, RT, RW dan tokoh masyarakat,” ujar Joko Sutopo yang akrab disapa Jekek, Kamis (22/4/2021).

Satgas Penanganan Covid-19 Nasional pusat mengeluarkan Adendum Surat Edaran (SE) No. 13/2021 yang berisi pelarangan mudik dipercepat. Jika sebelumnya pelarangan mudik dimulai 6 Mei 2021 hingga 17 Mei 2021 berubah menjadi mulai 22 April 2021 hingga 24 Mei 2021.

Kebijakan itu merespon peningkatan arus pergerakan penduduk yang berpotensi meningkatkan penularan kasus Covid-19 antar daerah sebelum larangan mudik berlaku.

Jekek menyatakan dirinya tidak akan memperdebatkan terkait perubahan larangan mudik yang diperpanjang mulai hari ini hingga 24 Mei 2021.

Pasalnya, sejak awal ia sudah memprediksikan saat kebijakan larangan mudik diberlakukan belum ada ikutan aturan lainnya semisal selama bulan puasa transportasi bus tidak boleh beroperasi. Lantaran tidak ada kebijakan ikutan akhirnya banyak fasilitas transportasi yang digunakan perantau untuk mudik awal sebelum mudik dilarang pemerintah.

Terhadap kebijakan itu, Pemkab Wonogiri lebih memilih mempersiapkan diri untuk merespon kondisi apapun yang terjadi pasca-penetapan aturan larangan mudik yang diajukan waktunya dari 6 Mei menjadi 22 April 2021.

Pasalnya, meski ada pengklasteran dan penyekatan di ruas jalan, faktanya masih tetap ada pemudik yang lolos dan pulang ke kampung halaman.

“Penyekatan sudah yang dilakukan di banyak daerah namun kenyataannya masih ada warga yang masuk ke Wonogiri. Lalu siapa yang mau disalahkan. Daripada energi kami habis memikirkan ranah itu kami memilih fokus menekan angka penularan Covid-19,” demikian Jekek.

Ia menambahkan sebelum larangan mudik berlaku, jumlah pemudik yang tiba di Wonogiri dalam setu pekan terakhir naik drastis.

Laporan data yang masuk dari pemerintah desa menyebutkan dalam satu hari pemudik yang pulang ke kampung halaman mencapai 2.000 hingga 3.000 orang.

Rata-rata perantau yang mudik menggunakan moda transportasi bus hingga kendaraan pribadi.

Bagi perantau yang sudah mudik, Jekek meminta segera memeriksakan diri di fasilitas kesehatan terdekat.

Pemeriksaan untuk memastikan perantau yang pulang benar-benar tidak terpapar covid-19. Ia pun menjamin pemeriksaan di faskes terdekat gratis alias tidak dipungut biaya.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/22/234927078/larangan-mudik-diubah-bupati-wonogiri-kami-fokus-cegah-penularan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke