Salin Artikel

Mengenal Aplikasi SBONG, Menekan Angka Kematian Ibu Hamil di Bengkulu

Jumlah tersebut cukup menjadi perhatian pemerintah daerah setempat.

Jika mengejar target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup, maka Pemkab Lebong mesti berjuang keras.

Kematian ibu hamil dan anak sesungguhnya disebabkan banyak faktor, mulai dari gizi, kesehatan, buruknya penanganan medis hingga yang lainnya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong pada Jumat (9/4/2021), meluncurkan aplikasi inovasi Sistem Informasi Bidan Lebong (SBONG).

Sistem ini menjadikan bidan sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat berkaitan dengan ibu hamil.

"Aplikasi SBONG ini merupakan bentuk pelayanan pemerintah di bidang kesehatan, menjadikan bidan sebagai ujung tombak. Bidan-bidan desa bertugas mendeteksi dan memantau semua ibu hamil di wilayahnya, lalu menginput dalam aplikasi SBONG," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong Rachman di kantornya, Senin (12/4/2021).

Rachman mengatakan, data yang diinput tersebut akan melaporkan informasi detil mengenai semua ibu hamil di Kabupaten Lebong, termasuk perkiraan kehamilan berisiko tinggi.

"Data SBONG menghasilkan peta sebaran ibu hamil di seluruh Kabupaten Lebong. Dinkes akan menerima notifikasi di dashboard aplikasi bila terdeteksi ibu hamil berisiko tinggi. Notifikasi itu merupakan peringatan bagi Dinkes untuk melakukan langkah antisipasi bila ditemukan ibu hamil berisiko," kata Rachman.

Aplikasi SBONG menjadi orientasi pemerintah guna mengambil langkah antisipasi untuk menekan kematian ibu hamil dan anak.

"Aplikasi ini tersambung langsung pada bupati, camat, dinas terkait hingga kepala desa. Jadi pemerintah yang harus menjemput bola, serta menyiapkan antisipasi terhadap kemungkinan adanya kehamilan risiko tinggi," kata Rachman.

Bupati Kabupten Lebong Kopli Anshori mengatakan, aplikasi SBONG mampu mengurangi kematian ibu hamil dan anak di masa mendatang.

"Aplikasi ini saya targetkan mampu mengurangi angka kematian ibu di Kabupaten Lebong. Sistem ini dibuat berdasarkan inisiatif para ASN di lingkungan Pemda Lebong, saya mengapresiasi. Tapi saya juga menunggu, apakah sistem ini mampu membantu menekan angka kematian ibu di Lebong," kata Kopli.


Rachman menjelaskan, terdapat 60 bidan di wilayahnya yang tersebar di 13 puskesmas.

Sejauh ini, pendataan ibu hamil masih berjalan menggunakan sistem SBONG.

Ditargetkan pada akhir April 2021, semua ibu hamil di Kabupaten Lebong mampu didata secara baik.

Wulan yang merupakan salah satu bidan di Puskesmas Sukaraja menilai, SBONG memudahkan tugasnya selaku bidan dalam membuat laporan penanganan ibu hamil.

Selain itu, SBONG juga membantu pihaknya memiliki data yang baik dalam arsip.

"Pekerjaan menjadi mudah, data-data ibu hamil yang kami tangani diinput, lalu akan muncul kriteria status kehamilan. Data yang diinput tersebut selanjutnya bisa diakses oleh kepala dinas, bupati, camat dan kades, guna menyiapkan antisipasi bila ditemukan ibu hamil dengan risiko," kata Wulan.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/13/170832078/mengenal-aplikasi-sbong-menekan-angka-kematian-ibu-hamil-di-bengkulu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke