Salin Artikel

Curhat ke Dedi Mulyadi, Pelajar yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot Sampaikan Keinginan Ini

Sejumlah pihak bahu-membahu turun tangan memberi bantuan kepada Aida.

Salah satunya adalah anggota DPR RI Dedi Mulyadi.

Melalui anak buahnya, mantan Bupati Purwakarta tersebut memberi bantuan berupa uang dan sejumlah keperluan lain untuk Aida.

Bantuan itu diantar langsung ke rumah Aida beberapa waktu lalu.

Dedi juga mengunggah pertemuan dengan Aida di akun YouTube pribadinya Kang Dedi Mulyadi Channel, Senin (12/4/2021).

Dalam cuplikan pembicaraan antara Aida dan Dedi melalui sambungan telepon, Aida berulang kali mengucapkan terima kasih kepada Dedi.

Dalam obrolan sekitar 20 menit tersebut, Dedi menanyakan banyak hal terkait kondisi Aida, termasuk aktivitasnya sehari-hari.

Aida menjelaskan kondisinya kepada Dedi, mulai dari tinggal sendirian di gubuk reyot, hingga kerap mencari kayu bakar ke hutan untuk memasak.

Kepada Dedi, Aida juga menyampaikan keinginannya untuk menjadi polisi wanita (polwan) saat ditanya cita-cita ke depan.

"Ingin jadi polwan," kata Aida.

Dedi lantas menanggapi keinginan Aida tersebut.

Menurut Dedi, Aida pantas menjadi polwan, karena Aida pemberani dan biasa hidup mandiri sejak kecil.

"Bapak nitip ongkos, semangat terus, semangat sekolah, semangat jadi perempuan hebat. Jangan pernah menyerah, jadikan keprihatinan dan kekurangan jadi motivasi Neng jadi orang hebat, semangat terus," kata Dedi di akhir pembicaraan kepada Aida.


Wardi Kurniawan, guru sekolah Aida membenarkan bahwa Dedi Mulyadi memberi bantuan kepada Aida. Bantuan itu datang melalui utusannya.

"Betul kang, stafnya ada datang," kata Wardi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (13/4/201).

Wardi mengatakan, sejak pemberitaan terkait Aida ramai di media, bantuan terus berdatangan.

Rumah Aida juga kini tengah dibangun berkat bantuan dari Baznas Provinsi Banten dan juga donasi hasil penggalangan dana.

"Alhamdulillah sudah 50 persen terbangun," kata Wardi.

Menurut Wardi, pihaknya saat ini masih melakukan penggalangan dana untuk pembangunan rumah Aida, karena biayanya masih kurang.

Sebelumnya diberitakan, Aida yang merupakan pelajar di Kabupaten Pandeglang, Banten, mengalami nasib pilu lantaran tinggal sendiri di rumah reyot.

Dia hidup seorang diri lantaran ibunya meninggal saat dirinya berusia 4 tahun.

Sementara sang ayah menikah lagi dan tinggal jauh di perantauan.

Kondisi rumahnya yang berada di Kampung Cimanggu, Kecamatan Cimanggu, cukup memprihatinkan.

Rumahnya lebih mirip seperti gubuk, dengan dinding dari bilik bambu.

Saat hujan, dinding dan atapnya yang lapuk dimakan usia sudah bocor di mana-mana.

Siti Nuraida mengatakan, kadang ada perasaan was-was, khawatir rumahnya roboh.

Saat ini saja kondisinya sudah miring.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/13/161916778/curhat-ke-dedi-mulyadi-pelajar-yang-hidup-sebatang-kara-di-gubuk-reyot

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke