Salin Artikel

Guru yang Tewas Ditembak KKB Dituding Mata-mata, Ini Jawaban Kepala Dinas hingga Kapolda Papua

Mereka adalah guru SD bernama Oktovianus Rayo dan guru SMPN 1 Beoga, Yonatan Randen.

Oktovianus pun tewas ditembak oleh KKB saat menjaga kios di rumahnya, Kamis (8/4/2021).

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua Cristian Solilait membantah keras tudingan yang dialamatkan KKB pada guru tersebut.

Dia mengatakan, tak banyak guru yang bersedia mengabdi di lokasi yang minim fasilitas seperti di Beoga. Tetapi Oktovianus dan Yonatan bersedia melakukannya.

"Mereka berdua itu guru-guru honorer, karena tidak mungkin ada guru saya dengan situasi begitu mau mempertaruhkan nyawanya dengan membawa-bawa senjata," tutur Sohilait.

Menurutnya tudingan KKB itu sangat keji.

"Saya pikir itu tidak benar, jangan mengalihkan opini setelah menghilangkan orang punya nyawa," lanjut dia.

Sohilait mengecam perbuatan KKB yang menembak dua pahlawan tanpa tanda jasa itu hingga tewas.

Padahal, dua guru tersebut memiliki tugas mulia untuk membantu mencerdaskan anak-anak di wilayah terpencil seperti Beoga.

"Guru-guru yang kalian bunuh itu mau menyelamatkan anak-anak kalian (dari kebodohan)," tutur Sohilait.

"Kedua korban itu merupakan guru. Guru-guru ini hadir di sana untuk mencerdaskan generasi muda. Sumber daya manusia yang ada di Tanah Papua lebih khusus lagi di pegunungan itu dibentuk oleh para guru. Jadi kalau ada tuduhan semacam itu, bagi saya itu hanya manusia-manusia yang tidak punya nurani," kata Irjen Fakhiri di Timika seperti dikutip dari Antara, Senin (12/4/2021).

Kapolda mengutuk perbuatan KKB. Dia juga meminta KKB tidak mencari-cari alasan.

"Jangan mengaitkan ke hal-hal yang lain. Mereka yang melakukan tindakan itu adalah orang-orang yang tidak berperikemanusiaan, saya mau katakan bahwa perbuatan mereka sangat biadab," ujar Irjen Fakhiri.

Kapolda menambahkan, seharusnya pendidik dilindungi lantaran mengemban tugas mulia, bukan justru dibunuh.

"Seorang guru itu sangat penting, demikian pun tenaga medis sangat penting. Hamba-hamba Tuhan itu juga sangat penting untuk mengajarkan masyarakat yang ada di Tanah Papua, apalagi di daerah pelosok seperti di Beoga itu. Jarang ada guru yang mau berdinas di daerah-daerah seperti itu. Harusnya mereka melindungi, bukan malah membunuh guru-guru itu," ujarnya.

Dia tewas setelah mendapatkan dua kali tembakan di rusuk kanan pada Kamis (8/4/2021).

Satu hari berselang atau Jumat (9/4/2021), KKB kembali menembak mati seorang guru bernama Yonatan Renden.

Jenazah dua guru itu lalu dievakuasi ke Mimika, Sabtu (10/4/2021).

Pascapenembakan itu, beberapa guru yang berada di Beoga pun ikut dievakuasi ke lokasi aman.

Namun, Dinas Pendidikan mendata masih ada tujuh orang guru yang saat ini berada di Beoga.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor : Dheri Agriesta), Antara

https://regional.kompas.com/read/2021/04/13/121125678/guru-yang-tewas-ditembak-kkb-dituding-mata-mata-ini-jawaban-kepala-dinas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke