Salin Artikel

Jimpitan Covid-19, Cara Warga Bertahan secara Ekonomi di Era Pandemi

Berbagai bantuan diserahkan karena mereka yang masih dalam satu keluarga tersebut tidak bekerja.

"Tapi kemudian kami berpikir, tiga warga yang terpapar tersebut adalah PNS sehingga setiap bulan masih mendapat gaji. Kalau yang kena adalah swasta, pedagang tentu akan kelimpungan karena tidak ada pemasukan," kata Ketua RT setempat, Edi Hartoyo, Senin (12/4/2021) saat ditemui.

Berdasarkan kesepakatan, dengan inisiator Istoni Kurniawan, warga kemudian mengadakan program Jimpitan Covid-19. Konsepnya adalah mengumpulkan jimpitan berbentuk uang yang diambil seminggu sekali, tiap hari Minggu.

"Sifatnya sukarela, warga membantu sesuai kemampuan agar tidak terbebani. Jimpitan dalam amplop ditaruh di pagar atau teras, untuk menghindari interaksi," jelasnya.

Pada minggu pertama pengumpulan, uang mencapai Rp 700.000 dari 52 KK.

"Warga berpikir jimpitan itu hanya satu kali penarikan, namun karena Covid-19 masih terjadi akhirnya jimpitan terus berlangsung sampai saat ini," kata Edi.

Setelahnya, tarikan per minggu berkisar antara Rp 250.000 hingga Rp 350.000.

"Total sampai saat ini kas Jimpitan Covid mencapai Rp 4.842.000," terangnya.

Edi mengungkapkan bantuan yang disalurkan kepada keluarga yang terpapar Covid-19 sebesar Rp 50.000 selama 14 hari, atau total Rp 700.000.

"Bantuan tersebut di luar bantuan dari pemerintah," jelasnya.

Selama program Jimpitan Covid-19, baru ada satu keluarga yang menerima bantuan tersebut.

"Tapi kemarin kita juga memberikan bantuan kepada warga yang jatuh karena tidak bisa bekerja," kata Edi.

Sementara Istoni Kurniawan mengungkapkan setelah Jimpitan Covid, saat ini dilakukan gerakan "Mayoni Tonggo".

"Ini adalah gerakan untuk berbelanja di tetangga. Di tetangga kita semua ada, dari kebutuhan sehari-hari hingga kuliner ada," ucapnya.

Namun diakuinya, butuh edukasi untuk gerakan ini karena ada selisih harga antara warung tetangga dengan minimarket.

"Tapi kita beri kesadaran, selisih Rp 200 hingga Rp 500 itu adalah karena mereka harus kulakan ke pasar dan mendapat keuntungan, jadi itu tidak masalah," kata Istoni.

Dia menilai, gerakan "Mayoni Tonggo" bertujuan menggerakan perekonomian dari sektor terkecil.

"Pandemi Covid-19 menghantam segala lini, terutama ekonomi. Jadi kita berupaya membangkitkan dari tetangga-tetangga kita," jelasnya.

Lurah Kumpulrejo Eska Bayu Sukmawan mengapresiasi program-program kebangkitan di era pandemi yang diinisiasi warga.

"Kita mendukung dan akan mengupayakan program ini diaplikasi ke wilayah lain. Di era pandemi ini solidaritas dan gotong royong adalah jalan menuju kebangkitan dan ketahanan ekonomi," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/12/175031578/jimpitan-covid-19-cara-warga-bertahan-secara-ekonomi-di-era-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke