"Bantal dan sayap (Bendungan Kambaniru ambruk). Sehingga praktis ya, kalau sudah seperti itu, air tidak bisa mengalir lagi ke selokan," kata Bupati Sumba Timur Khristofel Praing saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/4/2021) siang.
"Dan, tidak bisa dipakai lagi sama sekali bendungan tersebut. Rusak total sudah itu," ujar Khristofel menambahkan.
Selama ini, bantal tersebut berfungsi untuk membendung air sungai agar bisa dialirkan ke saluran induk.
Air yang ada di saluran induk akan diteruskan untuk kebutuhan irigasi persawahan warga di Kecamatan Kambera.
"Sekarang saluran induknya tidak ada air lagi. Karena bantal (penahan air sungai) sudah ambruk," ungkap Khristofel.
Khristofel menyebutkan, kerusakan bendungan tersebut berdampak langsung terhadap 1.440 hektar sawah penduduk.
Ia berharap pemerintah pusat memperhatikan bendungan yang sudah rusak parah tersebut.
"Karena kewenangan pemerintah pusat, kita berharap pemerintah pusat sesegera mungkin (memperbaiki Bendungan Kambaniru). Karena berkaitan hajat hidup orang banyak, 1.440 hektar. Ribuan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di situ," kata Khristofel.
https://regional.kompas.com/read/2021/04/07/143926978/bendungan-di-sumba-timur-rusak-akibat-banjir-bandang-1440-hektar-sawah