Salin Artikel

Sejarah Braga Jalan Legendaris di Kota Bandung, Dulu Akses Menuju Gudang Kopi

Jalan ini penuh deretan bangunan peninggalan Belanda, dan merupakan pusat keramaian saat masa kolonial bahkan hingga saat ini.

Lalu bagaimana sejarah jalan Braga?

Banyak versi asal-usul nama Braga. Ada yang mengatakan jika kata "braga" berasal dari nama Theotila Braga seorang penulis naskah drama yang hidup di tahun 1834-1924.

Versi tersebut muncul karena pada masa lalu, di kawasan tersebut terdapat perkumpulan drama Bangsa Belanda yang didirikan oleh Peter Sijht seorang asisten residen pada 18 Jun9 1881.

Cerita lain menyebut jika nama "braga" berasal dari kata "bragi" nama dewa puisi dalam mitologi bangsa Jerman.

Sementara itu dalam sastra Sunda, kata "baraga" merujuk pada jalan di tepi sebuah sungai. Dan memang, Jalan Braga di Kota Bandung berada di tepi Sungai Cikapundung.

Jalan tersebut juga dikenal dengan nama karrenweg atau pedatiweg yang berarti jalan pedati.

Pada abad ke-19, Kota Bandung mulai dibangun dan Jalan Braga mulai berkembang. Jalan tersebut menjadi pusat perbelanjaan bagi warga Eropa yang tinggal di sekitar Bandung.

Mereka adalah para pengusaha perkebunan teh atau preangerplanters.

Dalam buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe (1984), Haryoto Kunto menulis kawasan Jalan Braga menjadi pusat perbelanjaan ternama bagi orang-orang kaya.

Hal tersebut membuat kawasan Braga dijuluki De meest Eropeesche winkelstraat van Indie atau komplek pertokoan Eropa paling terkemuka di Hindia Belanda.

Salah satunya Gedung Merdeka yang dibangun pada tahun 1895. Pada masa lalu, gedung tersebut digunakan Societeit Concordia. Gedung tersebut juga digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

Tak jauh dari Gedung Merdeka ada gedung Bank N.I. Escompto Mij yang saat ini digunakan untuk Apotek Kimia Farma.

Di kawasan tersebut juga terdapat Gedung Majestic yang dibangun pada tahun 1925 yang dulu berfungsi sebagai bioskop.

Bentuk gedung Majestik cukup unik seperti kaleng biskuit dan saat ini gedung tersebut digunakan untuk tempat pameran, pertunjukan musik, dan pemutaran film.

Jika berjalan di sepanjang Jalan Braga, banyak ditemukan seniman yang menjual lukisan. Para seniman tersebut berasal dari Jelekong sebuah kampung pelukis di kawasan Baleendah.

Pada masa lalu, restoran tersebut tempat berkumpulnya orang-orang kelas atas. Menu yang disajikan alaham hidangan Eropa, Di restoran tersebut juga menyediakan roti dan kue khas Kerajaan Belanda.

Namun saat ini menu di restoran tersebut menyediakan hidangan yang beragam mulai makanan nusantara hingga western. Di Braga Permai juga menjual es krim dan berbagai jenis cokelat.

Kuliner lain yang masih setia ada di Jalan Braga adalah es krim klasik di Sumber Hidangan yang ada sejak tahun 1929.

Tersedia berbagai es krim klasik mulai rasa kopyor hingga cokelat atau vanila. Di Sumber Hidangan, juga menyediakan berbagi roti dan kue klasik.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/14/070700278/sejarah-braga-jalan-legendaris-di-kota-bandung-dulu-akses-menuju-gudang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke