Salin Artikel

Ini 8 Bangunan Sejarah di Kota Sematang, dari Toko Oen hingga Mercusuar Pelabuhan Tanjung Emas

Saat memantau kondisi kantornya, Ganjar mengaku kaget karena selama ini meski hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Semarang, kantor gubernur tak pernah kebanjiran.

"Impossible, mosok kantor gubernur banjir, ini agak aneh. Saya tanya BMKG, hujannya cukup lebat, saya minta cek air kirimannya dari mana," kata Ganjar saat memantau kondisi kantornya, Selasa (23/2/2021).

Lepas dari masalah banjir yang dialami kota yang dijuluki Kota Lumpia tersebut, Kota Semarang adalah satu kota tujuan wisata yang memiliki banyak bangunan bersejarah.

Berikut 8 bangunan bersejarah di Kota Semarang dikutip dari laman semarangkota.go.id:

Sebelum menjadi rumah dinas, Puri Gedeh adalah rumah milik keluarga Liem kemudian ditempati pertama kali oleh Gubernur Soepradjo Roestam dan diikuti oleh gubernur selanjutnya.

Rumah dinas Puri Gedeh berada di Jalan Gajah Mungkur tepatnya di barat Taman Gajah Mungkur.

Karena bentuk seperti balok persegi panjang banyak yang menyebut gedung ini dengan nama Gedung papak.

Selain sebagai balaikota, gedung papak ini pernah difungsikan sebagai kantor polisi dan Kantor Karesidenan, Kantor Pos dan keuangan dan Ruang sidang Raad Van Justice (Pengadilan Untuk Rakyat Eropa).

Pada tanggal 30 Nopember 1954 Gedung papak ini terbakar. Lalu dibangunlah gedung dengan bentuk seperti sekarang ini dan befungsi menjadi Gedung Keuangan Negara.

Lantai bangunan setangkup tersebut dinaikkan dan hanya dapat dicapai dengan tangga yang terdapat pada sisi muka

Walaupun sudah berusia tua, masjid ini masih kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah.

Lokasi masjid ini disebut Kampung Melayu karena sejak tahun 1743, telah menjadi pemukiman yang sebagian besar adalah orang melayu.

Kala itu di kampung ini terdapat pelabuhan yang disinggahi oleh pedagang.

Penambahan menara pada bagian depan masjid membuat masjid tersebut dikena dengan nama masjid menara.

Bangunan komplek tersebut berbeda dengan bangunan sekitarnya.

Ciri yang mencolok dari bangunan ini adalah bangunan bahan bata klinker. Bagian Tengah bangunan menjulang tinggi dengan jendela yang membentuk busur yang meruncing ke arah puncak.

Awalnya Gereja Katolik di Semarang adalah sebuah rumah penduduk. Pad tanggal 1 Agustus 1808, setelah Semarang dinyatakan sebagai stasi kedua di Nusantara dipilihlah Santo Yusuf sebagai pelindung cikal bakal gereja tersebut.

Menjelang tahun 1870 barulah diperoleh sebidang tanah di Gedangan yang disebut demikian karena pada masa sebelumnya tanah tersebut ditumbuhi pohon pisang.

Pada tanggal 1 Oktober 1870diselenggarakan upacara perletakan batu pertama bagi Gereja Saanto Yusuf . Gereja ini adalah Gereja Katolik pertama di Semarang.

Dulu, jembatan ini berfungsi untuk menghubungkan Kota lama/ Oud Standt yang dipagari dengan benteng berbentuk segi lima (Benteng Vijfhoek) dengan bagian kota yang lain.

Benteng tersebut kemudian dibongkar pada tahun 1842 dan jembatan ini dibiarkan saja. Jembatan ini terletak pada gerbang barat atau Gouvernementsport.

Jembatan berok sempat bernama Gouvernementsbrug diganti dengan Sociteisbrug. Namun sekarang terkenal dengan sebutan Jembatan Berok.

Nama Berok kolom ini berasal dari pelafalan brug oleh warga sekitar.

Tidak diketahui detail pembangunan mercusuar tersebut. Namun diduga erat kaitannya dengan pengembangan pelabuan sebagai pelabuhan ekspor hasil bumi oleh Pemerintah Kolonial pada waktu itu.

Pada masa menjelang akhir abad 19 Jawa merupakan penghasil gula nomor 2 di dunia.

Gudang-gudang di pelabuhan disempurnakan demikian pula dengan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ini agar dapat disingahi kapal dagang yang lebih besar.

Pemerintahan Belanda mendirikan mercusuar serupa di beberapa tempat di jawa pada waktu yang hampir bersamaan.

Lokasi pasar ini disebelah barat pasar Semarang yang disebut seagai Pasar Pedamara dan berdekatan pula dengan penjara. Sehingga Pasar Johar menjadi tempat menanti orang yang menengok kerabat di penjara.

Pada tahun 1931 itu gedung penjara tua yang terletak didekat pasar johar dibongkar sehubungan dengan rencana pemerintah kota untuk mendirikan Pasar Central modern.

Pasar Central lantas didirikan untuk mempersatukan fungsi lima pasar yang telah ada, yaitu Pasar Johar, Pasar Pedamaran, Pasar Beteng, Pasar Jurnatan dan Pasar Pekojan.

Pada tahun 1936, restoran ini dibeli oleh Oen Tjoe Hok, kemudian diwariskan kepada Oen Liem Hwa. Sedangkan manager yang mengelola operasional restoran ini bernama Djoa Kok Tie.

Restoran Oen terdapat di semua kota besar di Jawa, antara lain Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Kemudian diwariskan kepada anak-anaknya dan Restoran Oen yang ada di Semarang ini dikelola oleh keluarga Megaradjasa.

Sejak berdiri 1936 hingga sekarang, bisa dikatakan tidak ada yang berubah dengan Toko Oen yang ada di Semarang.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/27/07080001/ini-8-bangunan-sejarah-di-kota-sematang-dari-toko-oen-hingga-mercusuar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke