Salin Artikel

Korban Bencana Tanah Bergerak Kaki Gunung Beser: Kami Minta Kejelasan, Masih Bisa Ditinggali atau Tidak

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani kepada Kompas.com di selesai  peninjauan di Kampung Ciherang Kaler, Selasa (26/1/2021).

"BPBD akan melakukan kajian bersama Badan Geologi terkait status tanah ini, apakah masih layak dihuni apa tidak,"  kata Dia.

Kajian perlu waktu

Menurut Anita untuk pelaksanaan kajian bersama ini tentunya perlu waktu. Karena tim ahli pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi sangat terbatas.

"Ahli dalam penanganan ini (tanah bergerak) se Indonesia hanya ada 12 orang," ujar dia.

"Dan menang kami sedang menunggu giliran. Tetapi bila harus segera dilakukan akan bekerjasama dengan instasi lain dalam mengkaji kondisi tanah di sini," sambung Anita.

Kepala Seksi Pencegahan, BPBD Kabupaten Sukabumi, Nanang Sudrajat menjelaskan surat permohonan penyelidikan bencana tanah bergerak ke PVMBG sudah dilayangkan.

"Rencananya ada delapan lokasi di Kabupaten Sukabumi yang akan dikaji PVMBG. Termasuk di Ciherang," jelas Nanang.

Minta kejelasan

Masyarakat di lokasi bencana tanah bergerak di Dusun Ciherang sangat mengharapkan pengkajian tempat tinggalnya atau permukiman segera dilaksanakan.

Hal ini terkait keberlangsungan kehidupan warga di dusun terletak pada ketinggian 930 meter dari permukaan laut (m dpl).

"Saya masih menunggu dari pihak pemerintah untuk memberikan kejelasan ke depannya. Apakah masih bisa ditempati atau tidak," kata Wahyu Safaat (36).

Saat ini, lanjut dia, istrinya yang sedang hamil sembilan bulan dan anak pertamanya sudah mengungsi di rumah orangtuanya di Kampung Cigaluga, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung.


Dihantui ancaman tanah bergerak

Diberitakan sebelumnya masyarakat Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, dihantui ancaman bencana tanah bergerak sejak Minggu (13/1/2020).

Ketakutan dialami warga itu menyusul ditemukannya sejumlah retakan di bangunan dan tanah di permukiman hingga persawahan tiga pekan terakhir.

Data sementara Pemerintah Desa Cijangkar hingga Selasa (26/1/2021)  menyebutkan rumah rusak berjumlah 16 unit rumah dihuni 18 kepala keluarga berjumlah 42 jiwa.

Di antaranya 4 rumah sudah dibongkar.

Sedangkan rumah terancam 103 unit dihuni 116 kepala keluarga berjumlah 366 jiwa.

Selain itu terjadi tanah ambles yang menggerus lahan persawahan tidak jauh dari permukiman, Jumat (2/1/2021) sore.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/27/17325131/korban-bencana-tanah-bergerak-kaki-gunung-beser-kami-minta-kejelasan-masih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke