Salin Artikel

Distribusi Vaksin Covid-19 Manfaatkan Sistem Digital, Begini Cara Kerjanya

BANDUNG, KOMPAS.com – Indonesia baru menerima 3 juta vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, Desember 2020 lalu. Pendistribusiannya akan memanfaatkan sistem digital.

Direktur Digital Healthcare Bio Farma Soleh Ayubi mengatakan, vaksin sensitif terhadap perubahan suhu.

“Untuk itu diterapkan 2D data matrix dalam kemasan primer, sekunder dan tersier guna memastikan identifikasi dan keaslian produk (otentikasi),” ujar Soleh dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (2/1/2021).

Bio Farma juga menerapkan teknologi Internet of Things (IoT) dengan memasang sensor suhu dan global position system (GPS) pada kendaraan angkutan vaksin berpendingin.

“Sehingga suhu ruang penyimpanan vaksin dalam kendaraan dan posisi pergerakan kendaraan selama perjalanan dapat dipantau secara real time kapanpun dibutuhkan,” tambah dia.

Untuk kebutuhan otentifikasi, monitoring posisi kendaraan, dan suhu vaksin, Bio Farma membangun Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV).

SMDV terintegrasi dengan sistem lain di dalam dan di luar holding BUMN Farmasi termasuk ommand Center yang dilengkapi dengan dashboard IoT.

Tujuannya untuk memonitor segala kondisi yang terjadi dalam perjalanan. Termasuk batasan suhu yang dipantau secara real time, lokasi, kecepatan dan kondisi darurat lainnya; dan dashboard tracking vaksin untuk memonitor pergerakan vaksin.

Soleh menjelaskan, SMDV ini akan diterapkan perdana pada pendistribusian vaksin CoronaVac dari Sinovac untuk seluruh tenaga kesehatan yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia.

“Kami berpengalaman panjang dalam pendistribusian vaksin. Kini kami melengkapinya dengan teknologi digital IoT yang dapat dimonitor melalui Command Center Holding BUMN Farmasi,” ucap dia.

Command Center ini merupakan salah satu cara Bio Farma untuk menjamin kualitas vaksin dengan memanfaatkan teknologi digital.

Soleh menambahkan, bila selama perjalanan terdeteksi suhu di luar batasan yang ditentukan, maka sistem akan mengirim peringatan (alert) ke Command Center.

Selanjutnya, petugas di command center akan bertindak dengan menghubungi driver yang membawa kendaraan dan memberikan instruksi yang diperlukan.

Selain dashboard IoT, pergerakan vaksin pun dimonitor. Mulai dari pengiriman vaksin. Berapa total Delivery Order (DO), jumlah DO siap kirim, DO dalam perjalanan, DO sudah sampai, dan perbandingan antara DO untuk jalur pemerintah dan jalur mandiri.

Tak hanya itu, bisa terlihat juga peta pengantaran DO, rasio pengiriman DO yang terlambat hingga detail DO seperti no DO, kode tersier, kode sekunder, dan kode vial.

“Informasi yang ditampilkan di command center dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan guna menjamin kualitas dan keamanan vaksin, serta disebarkan sesuai alokasi secara cepat, efektif, dan efisien,” ungkap dia.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap, SMDV diintegrasikan dengan sistem di Kementerian Kesehatan.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/02/10304151/distribusi-vaksin-covid-19-manfaatkan-sistem-digital-begini-cara-kerjanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke