Salin Artikel

UGM Anugrahkan Gelar Doktor Honoris Causa kepada Tokoh Pelestari Wayang

Gelar ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi nyata menjadikan wayang Indonesia diakui sebagai warisan dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Penganugerahan gelar tersebut kepada Solichin digelar pada Jumat (18/12/2020).

"Beliau telah berhasil menjadikan wayang Indonesia diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO, dan meyakinkan bahwa kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang adiluhung dan unggul sehingga layak menerima pengakuan internasional," ujar Rektor UGM Panut Mulyono dalam keterangan tertulis Humas UGM, Jumat.

Panut berharap sosok Solichin dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia, agar dapat turut berjuang dalam mengembangkan dan melestarikan beragam kebudayaan asli Indonesia lainnya.

"Masih banyak kebudayaan asli Indonesia yang patut kita perjuangkan untuk menerima pengakuan di tingkat internasional," tegasnya.

Sementara itu, Solichin mengungkapkan filsafat wayang sistematis berfungsi sebagai sistem yang secara fundamental memperkuat landasan pelaksanaan Pancasila.

Baik dalam pengertian Pancasila sebagai cara berkehidupan, maupun Pancasila sebagai cara berpikir bangsa Indonesia.

"Dengan kata lain, filsafat wayang sistematis bertujuan untuk mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat Indonesia," tutur Solichin dalam orasi ilmiah yang dibacakan pada upacara penganugerahan gelar doktor honoris causa.

Solichin memaparkan, pergulatan pemikiran telah lama terjadi dalam upaya menemukan filsafat asli Indonesia, yaitu sebuah sistem filsafat yang digali atau bersumber dari bumi Nusantara.


Upaya menemukan filsafat asli Indonesia tersebut semakin terasa mendesak tatkala disadari dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan, pengaruh filsafat barat dan timur sudah semakin ekstensif dalam mengiringi perubahan peradaban di berbagai belahan dunia.

Perumusan filsafat wayang sistematis yang bersumber dari filsafat asli Indonesia, yaitu Pancasila, merupakan wujud nyata dari upaya memperkuat posisi terhormat wayang Indonesia di mata dunia.

Sebagaimana telah diakui oleh UNESCO, wayang Indonesia adalah “a masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity”.

Melalui proses pembahasan yang mendalam, ilmu pengetahuan yang terkandung dalam wayang telah ditata Solichin dalam suatu susunan korelatif dalam bentuk “Pohon Ilmu Pewayangan” dan “Ilmu Yang Terkandung Dalam Wayang”.

Tatanan ini kemudian secara akademis melahirkan ilmu filsafat wayang.

“Saya meyakini bahwa wayang merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah kering untuk digali dan dikembangkan," ucapnya.

Menurutnya nilai-nilai moral dalam wayang, sangat penting untuk pendidikan budi pekerti.

Melalui pergelaran wayang, penonton diajak berpikir secara kritis untuk memilih keputusan tindakannya melalui contoh-contoh tingkah laku dalam wayang.

Karenanya, filsafat wayang diharapkan dapat menjadi solusi atas jawaban-jawaban terhadap persoalan-persoalan kemanusiaan.

"Dunia pewayangan dalam pentas lakon apa saja sangat menekankan pada ikhtiar kehidupan yang damai. Meraih rasa damai dan tenteram dalam kehidupan pribadi, negara, dan dunia yang dikenal dengan seruan memayu hayuning diri, memayu hayuning negari, memayu hayuning bumi," kata Solichin.

Sebelum Solichin, UGM juga pernah memberi penghargaan kepada sejumlah tokoh atas kiprahnya di bidang kebudayaan, di antaranya kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X, Goenawan Mohamad, dan W. S. Rendra.

https://regional.kompas.com/read/2020/12/18/18342071/ugm-anugrahkan-gelar-doktor-honoris-causa-kepada-tokoh-pelestari-wayang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke