Salin Artikel

"Asal Penerapan Protokol Kesehatan Diperhatikan Sekolah, Saya Tidak Masalah Belajar Tatap Muka"

Ada yang sepakat dengan rencana itu. Meski dengan syarat, guru memperhatikan penerapan protokol kesehatan selama siswa berada di sekolah.

Namun, ada juga yang khawatir melepas buah hatinya belajar ke sekolah karena pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

"Asal penerapan protokol kesehatan benar-benar diperhatikan oleh pihak sekolah, saya tidak masalah dilakukan KBM tatap muka," ujar seorang orangtua siswa di Gresik, Ulifatun kepada Kompas.com, Selasa (24/11/2020).

Ulifatun tak khawatir melepas anaknya ke sekolah asal aktivitas belajar tatap muka digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat seperti yang dianjurkan pemerintah.

Menurutnya, butuh adaptasi menerapkan belajar online yang selama ini dijalani. Sebab, dirinya tak pernah mengecap belajar secara online.

Adaptasi itu di antaranya, menyediakan pulsa internet, ponsel, hingga mendampingi anak menyelesaikan tugas sekolah.

"Pembelajaran daring pakai handphone, malah buat anak makin sering main game pakai handphone, bingung juga," keluh Ulifatun.

Orangtua lainnya, Khoirul Huda juga tak keberatan jika belajar tatap muka digelar. Apalagi, anaknya sempat mengatakan ingin kembali belajar di sekolah.

Anaknya sering bercerita ingin bertemu teman-teman dan para guru.

"Insya Allah selama protokol kesehatan diterapkan, saya sendiri tidak terlalu khawatir. Namun guru dan pihak sekolah harus mengawasi penerapan protokol kesehatan," Khoirul Huda.

Tanggapan berbeda disampaikan orangtua siswa lainnya, Retno yang khawatir jika belajar tatap muka digelar saat pandemi Covid-19 belum berakhir.


Meski ada jaminan penerapan protokol kesehatan ketat dari sekolah, Retno tak berani mengambil risiko mengizinkan anaknya yang masih duduk di sekolah dasar itu.

"Namanya anak-anak, siapa tahu pas di sekolah nanti tiba-tiba buka face shield atau masker saat bercanda dengan teman-temannya, kan kita tidak tahu," kata Retno.

Sekolah mulai bersiap

Sejumlah sekolah di Kabupaten Gresik terlihat mulai bersiap menanggapi wacana belajar tatap muka pada Januari 2021. 

Aktivitas terlihat di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 15 Gresik yang terletak di Kelurahan Tlogopojok, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik.

Sejumlah fasilitas pendukung protokol kesehatan telah tertata rapi di sekolah itu. Wastafel pencuci tangan, bilik disinfektan, dan thermo gun telah disiapkan.

Salah seorang guru di SDN 15 Gresik Nasrul Amin mengatakan, pihaknya telah siap menerapkan belajar tatap muka.

"Termasuk siswa dan guru, harus menggunakan masker dan face shield selama di sekolah. Intinya, kami sudah siap bila KBM tatap muka dilaksanakan," ujar Nasrul saat ditemui, Rabu (15/11/2020).

Meski sekolah telah siap, penerapan belajar tatap muka tak serta-merta dilakukan. Satgas Covid-19 Gresik akan mengecek kelayakan sekolah dalam menyelenggarakan belajar tatap muka.

Sekolah yang dinilai layak akan melaksanakan tahapan uji coba pada pertengahan Desember 2020.

"Kalau saya pribadi sepakat KBM tatap muka dilaksanakan, sebab kemarin juga ada jajak pendapat bagi orangtua murid di kelas saya, 95 persen memang setuju KBM tatap muka kembali dilaksanakan," kata Nasrul.


Untuk menerapkan protokol kesehatan, pihak sekolah membentuk tim yang terdiri dari guru dan staf. Tim itu bertugas mengingatkan penerapan protokol kesehatan di sekolah.

"Jadi nanti kalau ada siswa dan guru yang kurang tepat pakai masker atau face shield-nya, akan kita ingatkan. Timnya ada, cuma tetap melibatkan semua guru yang ada di sini," jelasnya.

Peraturan bupati disusun

Untuk membahas wacana belajar tatap muka, Bupati Gresik Sambari Halim Rudianto bersama jajaran form komunikasi pimpinan daerah (forkopimda), kepala sekolah, dan ketua komite sekolah, menggelar focus group discussion (FGD) pada Selasa (24/11/2020).

Sambari mengaku telah sejak lama merumuskan rencana belajar tatap muka saat pandemi Covid-19. Ide itu muncul jauh sebelum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Kami sudah sejak awal merencanakan pembelajaran tatap muka, meski saat itu belum ada ketentuan dari pemerintah pusat. Kami sudah mengundang berbagai institusi terkait hal itu," kata Sambari, Selasa.

Menurutnya, Kabupaten Gresik kemungkinan merupakan satu-satunya pemkab yang menyusun konsep peraturan bupati untuk penerapan belajar tatap muka.

Konsep itu akan didiskusikan dengan forkopimda, lembaga pendidikan dari SD hingga SMA, komite sekolah, perwakilan OPD yang membawahi pendidikan di Gresik.

Sambari meminta sekolah menyiapkan sarana dan prasarana penunjung protokol kesehatan secara benar. Sekolah juga diminta menyesuaikan kapasitas kelas.

Bupati Gresik itu menjelaskan, sesi belajar mengajar tak lebih dari tiga jam dan tanpa istirahat. Aktivitas belajar tatap muka berlangsung tiga hari dalam sepekan.


Sehingga setiap kelompok efektif belajar dua hari dan satu hari mengerjakan tugas, selanjutnya berganti dengan kelompok lain.

Siswa diminta menyarap sebelum berangkat karena penjualan makanan dan minuman di lingkungan sekolah tak diperkenankan.

Siswa disarankan berangkat dan pulang menggunakan transportasi pribadi.

Bupati juga meminta guru dan staf sekolah yang masuk selama belajar tatap muka harus berdomisili di Gresik. Guru dan staf yang tinggal di luar daerah disarankankan indekos di Gresik.

"Kalaupun terpaksa, kami mewajibkan untuk rapid test, swab dan pemeriksaan lainnya, untuk memastikan para guru tersebut sehat saat mengajar di Gresik," kata Sambari.

Sadar kekhawatiran orangtua

Bupati Gresik itu juga menyadari kekhawatiran orangtua dalam penerapan belajar tatap muka itu. Ia juga mendukung orangtua yang memilih belajar daring karena khawatir dengan pandemi Covid-19.

"Kami juga tidak melarang apabila ada orangtua yang keberatan pelaksanaan pembelajaran tatap muka dan lebih menginginkan daring. Terutama bagi siswa yang sekolahnya melewati wilayah tertentu berzona merah," kata Sambari.

Sambari berjanji, belajar tatap muka bakal dihentikan jika ditemukan klaster penularan Covid-19 baru di sekolah. Penutupan sekolah juga dilakukan jika Gresik masuk ke dalam zona merah Covid-19.

https://regional.kompas.com/read/2020/11/25/18121751/asal-penerapan-protokol-kesehatan-diperhatikan-sekolah-saya-tidak-masalah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke