Salin Artikel

Tempat Cuci Tangan dari Bambu di Tiap Rumah, Cara Desa Kadu Tetap Jadi Zona Hijau Covid-19

Sejak Covid-19 mewabah di Indonesia, warga Desa Kadu, Kecamatan Jatigede yang wilayahnya berbatasan langsung dengan wilayah Desa Sidamukti Kabupaten Majalengka ini patuh pada anjuran yang disampaikan pemerintah desanya.

Selain patuh pada protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, warga di Desa Kadu juga terbilang kreatif.

Sebab, anjuran pemerintah desa agar di tiap rumah menyediakan tempat mencuci tangan direspons dengan daya kreativitas sederhana namun berarti.

Kreativitas tersebut juga ditunjukkan dengan semangat kekompakan, dari 620 rumah yang ada di desa tersebut, seluruhnya membuat tempat mencuci tangan berbahan dasar bambu.

Tempat mencuci tangan ala warga Desa Kadu ini memang tak biasa dan berbeda dengan yang ada di wilayah perkantoran atau pusat perbelanjaan.

Namun, tetap efektif mencegah penularan Covid-19 karena berfungsi sebagai tempat mencuci tangan sebelum warga kembali masuk ke rumahnya masing-masing.

Kepala Desa Kadu Otong Rasmadi mengatakan, keberadaan tempat cuci tangan berbahan bambu ini setidaknya mengingatkan warga untuk melakukan pencegahan penularan Covid-19 di wilayah desanya.

"Alhamdulillah, sejak wabah virus corona ini melanda Sumedang, bahkan Indonesia, desa kami tetap aman dari Covid-19, sampai sekarang tetap zona hijau," ujar Otong kepada Kompas.com di Sumedang kota, Sabtu (7/11/2020) sore.

Salah satu resepnya, kata Otong, berkat kesadaran warga yang rajin mencuci tangan pakai sabun pada air yang mengalir di tempat cuci tangan berbahan bambu yang dibuat sendiri oleh warganya.

Otong menuturkan, tempat cuci tangan berbahan bambu ini dibuat murni swadaya masyarakat, setelah pihaknya menyosialisasikan berbagai upaya pencegahan penularan Covid-19.

"Setelah kami menerima informasi ada warga Sumedang yang positif Covid-19 sekitar bulan Maret, kami gencarkan sosialisasi pencegahannya kepada seluruh warga. Salah satunya, meminta warga menyediakan tempat cuci tangan di depan rumahnya masing-masing," tutur Otong.


Otong mengaku bersyukur, karena anjuran ini direspons positif oleh seluruh warga di desanya.

"Sampai sekarang, dari 620 rumah yang ada di wilayah desa kami, semuanya sudah memiliki tempat mencuci tangan berbahan bambu ini," kata Otong.

Otong menyebutkan, ide kreatif membuat tempat mencuci tangan berbahan bambu  merupakan hasil musyawarah warga di desanya.

"Idenya muncul pada saat kami sosialisasi. Saat itu, kami hanya memberikan edukasi kepada warga terkait pencegahannya, yaitu dengan cara mencuci tangan pakai sabun pada air yang mengalir, memakai masker, dan menjauhi kerumunan (3M) karena Covid-19 tidak ada obatnya, setidaknya saat itu sampai sekarang ini memang belum ditemukan obatnya," sebu Otong.

Otong menuturkan, selain mengedukasi warga akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan, ia juga mengedukasi warga untuk tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat.

Otong menyebutkan, sampai saat ini pun pemerintah desa tetap fokus melakukan berbagai upaya pencegahan lainnya.

Seperti, jika ada warga desanya yang akan bepergian ke luar dari desa wajib lapor ke wilayah rukun tetangga (RT) setempat dan jika ada tamu atau pendatang wajib lapor dan melakukan isolasi di rumah yang dituju.

"Kami ajak warga berperilaku hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi dan buah-buahan, tetap menjaga lingkungan bersih dan waspada jika ada tamu masuk ke wilayah desa kami. Hal ini kami terapkan secara ketat untuk melindungi seluruh warga di desa kami," sebut Otong.

Otong berharap, dengan berbagai upaya dan semangat gotong royong yang ditunjukkan warga di desanya yang mayoritas bermata pencarian sebagai petani ini, Desa Kadu dapat terhidar dari wabah virus corona.

"Kami berharap, sampai kapan pun, setidaknya, sampai obat dari virus yang sangat menular ini ditemukan, warga kami tetap aman dari Covid-19," kata Otong.

https://regional.kompas.com/read/2020/11/08/08250421/tempat-cuci-tangan-dari-bambu-di-tiap-rumah-cara-desa-kadu-tetap-jadi-zona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke