Salin Artikel

Cerita Alumnus S2 UGM Sulap Limbah Popok Bayi Jadi Media Tanam Hemat Pupuk dan Air

Selain membuat lingkungan kotor dan bau, popok bayi juga mengakibatkan banjir. Ini karena limbah popok menumpuk dan menutup aliran sungai.

Salah satu alasan banyaknya warga yang membuat popok bayi karena mitos bahwa bila popok dibakar maka bayi akan mengalami gatal-gatal atau suletan.

Resah dengan perilaku warga, Irwan Budiyanto, seorang petani muda asal Desa Sambirejo, Kecamatan Geger, mencoba memanfaatkan limbah tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Alumnus Magister Manajemen Agribisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini kemudian mengubah limbah popok menjadi media tanam yang menyuburkan tanaman.

Namun, limbah popok tidak bisa begitu saja dijadikan media tanam.

Pasalnya, masih terdapat kandungan amonia dari air kencing yang dapat merusakan tanaman pada popok bekas pakai.

Beberapa langkah harus dilakukan agar limbah tersebut bisa dimanfaatkan. 

“Caranya mudah, diapers yang habis dipakai diambil bagian gel yang berfungsi menyerap cairan. Selanjutnya, agar tidak merusak tanah, gel tersebut dicampur dengan mikroorganisme lokal (MOL),” kata Irwan, Kamis (29/10/2020).

Campuran MOL itu dapat dibuat sendiri ataupun dibeli di toko-toko pertanian.

Bila ingin membuat MOL sendiri, bahannya terdiri dari keong, air kelapa, air cucian beras, dan diberi glukosa atau air tebu. Semua bahan tersebut dicampur menjadi satu.

Selanjutnya, gel yang diambil dari popok bekas dimasukkan ke dalam ember lalu dicampur dengan air sekitar satu liter dan diberi MOL sekitar satu gelas.

Setelah tercampur, didiamkan selama 14 hari untuk proses fermentasi.

Usai proses fermentasi selesai, campuran gel popok bekas dan MOL itu dapat dicampur dengan tanah dan sekam di polybag. Sementara airnya bisa dijadikan pupuk.

Tak perlu sering siram air

Media tanam buatan Irwan rupanya memiliki keunggulan lebih dibandikan dengan media tanam biasa. Tanaman yang ditanam di media ini tidak perlu sering disiram air.

“Tanaman yang ditanam di media tidak perlu sering disiram air karena gel diapers memang dibuat untuk menyimpan air,” kata Irwan.


Tak hanya itu, gel yang ada pun dapat digunakan sebagai pupuk. Secara otomatis penggunaan pupuk pun berkurang.

Ia mencontohkan bila biasanya pemberian pupuk dua pekan sekali, maka dengan media tanam ini menjadi tiga pekan sekali.

“Tapi yang paling utama bagi saya sampah popok bayi tidak lagi merusak lingkungan,” jelas Irwan.

Irwan berharap temuannya dapat menginspirasi bagi warga lain agar tidak lagi membuang popok bayi habis dipakai ke sungai.

Dengan demikian, kerusakan lingkungan tidak terjadi dan banjir tak lagi melanda Kabupaten Madiun.

https://regional.kompas.com/read/2020/10/29/09514991/cerita-alumnus-s2-ugm-sulap-limbah-popok-bayi-jadi-media-tanam-hemat-pupuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke