Salin Artikel

Puluhan Hektar Padi dan Hortikultura di Sikka Gagal Panen akibat Kekeringan

Kekeringan yang melanda Kabupaten Sikka sudah terjadi selama tiga bulan.

Perwakilan petani Desa Magepanda, Osias Dosi mengatakan, sebenarnya gagal panen sudah sering dialami hampir setiap tahun.

Khususnya tahun ini di mana cuaca tidak menentu yang mengakibatkan Bendungan Ijura sebagai sumber pasokan air untuk ratusan hektar sawah di desa itu mengecil bahkan sebagian mengering. 

"Selama ini tidak pernah hujan. Jadinya tidak ada lagi air untuk mengairi padi dan tanaman hortikultura yang sudah kami tanam. Tahun ini kami semua gagal panen semua tanaman mengering karena tidak ada air. Kami rugi sampai jutaan rupiah," kata Dosi kepada awak media, Rabu (14/10/2020).

"Dari biasanya kami di sini tanam dan panen dua kali setahun, dua tahun terakhir kami satu kali saja. Mau kerja dua kali juga pikir-pikir," ujar Dosi menambahkan.

Dosi menyebut, para petani di desa itu berupaya mendapatkan air dengan menggali sumur bor.

Namun, tidak semua mampu karena harus mengeluarkan biaya yang besar. Karena tidak memiliki biaya, banyak para petani pasrah dengan keadaan. 

Dosi berharap agar pemerintah bisa memperhatikan kondisi Bendungan Ijura sebagai sumber air ratusan hektar sawah di wilayah itu.

Jika tidak, para petani akan selalu mengalami hal yang sama setiap tahun.

Adapun Kabag Humas Setda Sikka Very Awales mengaku sudah melihat langsung kondisi kekeringan di lima wilayah di Sikka.

"Pemerintah sudah cek lokasi dan akan tanggulangi persoalan yang disampaikan para petani di Desa Magepanda," ujar Awales melalui sambungan telepon, Kamis (15/10/2020).

https://regional.kompas.com/read/2020/10/15/12202071/puluhan-hektar-padi-dan-hortikultura-di-sikka-gagal-panen-akibat-kekeringan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke