Salin Artikel

Ada Puluhan Lokasi Bencana di Tasikmalaya, BPBD Kesulitan Turunkan Alat Berat

Alat berat difokuskan di beberapa lokasi longsor yang menutupi jalan utama berskala besar untuk menormalisasi arus lalu lintas.

"Alat berat kemarin baru beres di lokasi longsor Jalan Salopa-Cikatomas. Sekarang kita fokus di lokasi longsor jalan penghubung Manonjaya-Tasikmalaya-Pangandaran. Kalau ke lokasi longsor korban tewas, medannya terjal dan tak memungkinkan untuk menurunkan alat berat," jelas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan, di lokasi kejadian, Selasa (13/10/2020) siang.

Lokasi korban longsor tak bisa dilalui alat berat

Irwan menambahkan, beruntung para warga di Kampung Anteghilir, Desa Malatisuka, Kecamatan Gunung Tanjung, secara sigap mengevakuasi korban tewas yang sempat tertimbun longsoran tanah selama beberapa jam.

Soalnya, lokasi kejadian itu sangat tak memungkinkan diturunkan alat berat karena medannya terjal dan jalannya tak bisa dilewati mobil.

"Apalagi kejadiannya berbarengan saat dini hari kemarin ada 24 titik bencana longsor dan banjir di 11 kecamatan. Jadi, alat berat memang langsung difokuskan di lokasi longsor besar beberapa jalan utama," tambah Irwan.

24 titik longsor dan banjir dalam sehari

Sampai Selasa siang ini, lanjut Irwan, jalur Manonjaya-Salopa menuju Pangandaran, telah 70 persen proses normalisasi jalan memakai alat berat.

Diprediksi jalur ini akan bisa dilalui lagi kendaraan normal pada sore nanti atau malam hari.

"Kalau jalur ini mungkin sore nanti atau malam nanti bisa dilalui lagi kendaraan. Target di lokasi ini normalisasi arus selesai hari ini," ujar Irwan.

Selama kejadian bencana longsor dan banjir yang terjadi dalam sehari kemarin akibat cuaca buruk seluruhnya terjadi di wilayah Selatan Tasikmalaya.


Warga diminta waspada banjir dan longsor susulan

Pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat khsusunya wilayah Selatan Tasikmalaya untuk selalu waspada bencana susulan akibat curah hujan tinggi masih terus terjadi.

"Kalau wilayah Tasikmalaya Utara, Alhamdulillah tidak ada bencana. Cuaca buruk sekarang ini paling rawan memang di wilayah Tasikmalaya Selatan dekat pesisir pantai Selatan Jawa," ungkapnya.

Sebelumnya, Proses pencarian dan evakuasi Abdul Rohman (83), korban tewas akibat tertimbun longsor bersama rumah miliknya membutuhkan waktu hampir 3 jam di Kampung Anteghilir, Desa Malatisuka, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (12/10/2020) dini hari.

Korban tertimbun 2 meter

Jenazah korban ditemukan di tumpukan tanah longsoran dengan kedalaman hampir 2 meter dengan posisi tertelungkup.

Proses pembongkaran dilakukan secara manual oleh warga pakai alat seadanya, karena alat berat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tasikmalaya dan Jawa Barat tak kunjung datang sampai akhirnya korban ditemukan.

"Kami melakukan pencarian memakai manual ada pakai cangkul dan linggis oleh banyak warga di sini. Alat berat dari BPBD Jabar atau Tasik gak datang-datang, lama. Mungkin gak sanggup atau malas datang ke kampung kami. Kami, warga di sini dan petugas relawan lakukan penggalian sejak pukul 03.30 WIB dini hari dan ditemukan sekitar pukul 06.30 WIB pagi (Senin, 12/10/2020)," jelas Usman (58), salah seorang tokoh masyarakat setempat di lokasi kejadian, Senin (12/10/2020).

Tak ada sinyal seluler

Usman menambahkan, korban ditemukan tewas setelah dilalukan penggalian longsoran tanah secara gotong royong tak lama setelah bencana terjadi.

Dirinya bersama warga memang selama ini mengalami kesulitan berkomunikasi karena tak ada satupun sinyal jaringan selular di kampungnya.

"Kami selama ini berkomunikasi via alat radio atau ada anak-anak muda yang pasang Wifi tapi harus bayar pakai voucher. Jadi saat terjadi korban tertimbun, kami warga di sini yang langsung evakuasi," tambah Usman. 

https://regional.kompas.com/read/2020/10/13/15261351/ada-puluhan-lokasi-bencana-di-tasikmalaya-bpbd-kesulitan-turunkan-alat-berat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke