Salin Artikel

Indonesia Diprediksi Akan Kesulitan Bahan Baku Obat akibat Pandemi

Sebab, mayoritas bahan baku segala jenis obat yang diproduksi di Indonesia didapatkan melalui impor dari negara lain.

Sementara, negara-negara pengekspor bahan baku obat sedang mengalami dampak buruk akibat virus corona.

Pharma R&D Group and External Relation Director PT Kalbe Farma Pre Agusta Siswantoro mengatakan, pada 2013, sebanyak 95 persen bahan baku obat di Indonesia yang senilai Rp 21 triliun didapatkan dari impor.

Mayoritas bahan baku obat berasal dari China.

“30 persen bahan baku berasal dari India, 60 persen dari China dan 10 persen dari Eropa,” ujar Agusta Siswantoro dalam webinar Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Selasa (8/9/2020).

Agusta mengatakan, hal tersebut membuat Indonesia terancam keterbatasan obat saat China lockdown akibat pandemi Covid-19.

Agusta menjelaskan, ada 206 industri farmasi di Indonesia dengan pasar Rp 90 triliun pada 2019.

Namun, menurut Agusta, jumlah ini terbilang kecil.

Untuk perbandingan, omzet satu industri rokok di Kediri mencapai Rp 100 triliun.

Itu artinya pasar 206 industri farmasi berada di bawah satu industri rokok.

Menurut Agusta, untuk membuat bahan baku membutuhkan teknologi tinggi dengan biaya yang besar.

Sedangkan, marginnya kecil. Itulah mengapa bahan baku dijalankan melalui B to B, atau antar perusahaan farmasi dan penyedia bahan baku.

Agusta mengatakan, untuk mengembangkan bahan baku ini diperlukan industri hulu.

Ia berharap, setelah Covid-19 mereda, pengembangan industri hulu ini bisa berjalan.

“Bahan baku obat ada 1.000 lebih. Tapi tidak harus semua dibikin Indonesia. Cari yang lebih strategis. Kalau 30-40 persen sudah bisa diproduksi Indonesia, kita sudah bisa mandiri,” ucap dia.

Sementara itu, CEO and Co Founder Halodoc Jonathan Sudharta mengatakan, Covid-19 mengubah pandangan orang terhadap telemedicine.

Pandangan masyarakat terhadap kesehatan selama pandemi Covid-19 pun berubah.

Itu terlihat dari bagaimana masyarakat membelanjakan uangnya.

“Di awal pandemi, tren pembelian suplemen naik 83 persen. Secara umum, penjualan produk kesehatan di awal Covid-19 melalui Hallodoc tumbuh 687 persen,” ucap dia.

https://regional.kompas.com/read/2020/09/08/14303431/indonesia-diprediksi-akan-kesulitan-bahan-baku-obat-akibat-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke