Gempa tersebut terasa hingga Sorong, Kaimana, dan Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Kepala Stasiun Geofisika Sorong Andri Wijaya mengatakan, gempa itu disebabkan pertemuan dua lempeng besar yang bergerak dari barat ke timur, lalu saling bertemu dengan lempeng Australia di Laut Banda.
Gempa yang terjadi di kedalaman 194 kilometer ini tak menyebabkan tsunami.
"Karena gempanya masih berada di bawah tujuh, kemudian kedalamanya masih cukup jauh. Artinya tidak memenuhi syarat dari terjadinya gempa-gempa yang menyebabkan tsunami." kata Andy dari keterangan yang diterima, Selasa.
Andry mengimbau masyarakat di Sorong tetap tenang dan tak terpancing dengan berita hoaks. Ia meminta masyarakat Sorong tetap waspada.
Sejumlah warga di Kelurahan Malasilen, Kota Sorong, sempat berhamburan ke luar rumah karena gempa magnitudo 6,2 itu.
Tak ada kerusakan di Kota Sorong akibat gempa yang berpusat di Laut Banda itu. Sejumlah warga juga mulai beraktivitas seperti biasa.
https://regional.kompas.com/read/2020/09/08/11584271/gempa-magnitudo-62-di-laut-banda-terasa-hingga-sorong-tak-berpotensi-tsunami