Salin Artikel

Pelanduk Semakin Langka, Masyarakat Diminta Konsumsi Daging Ayam

Hewan bertubuh mungil dengan nama latin Tragulus tersebut kerap diburu dan diperjualbelikan sebagai bahan makanan untuk dikonsumsi manusia.

"Sudah sangat jarang ditemukan di habitat aslinya. Saat ini keberadaannya paling di penangkaran rumahan," kata Aktivis Animal Lovers Bangka Belitung Islands (Alobi) Valentino kepada Kompas.com di Pangkalpinang, Sabtu (29/8/2020).

Dia menuturkan, perburuan masif terjadi karena masih banyak masyarakat yang mengonsumsi kancil.

Sama halnya dengan rusa dan kijang. Padahal, deretan hewan tersebut termasuk satwa dilindungi.

Karena status hewan tersebut dilindungi, maka pihak yang melanggar bisa dikenakan hukuman pidana.

Selain untuk konsumsi, perburuan juga disebabkan adanya permintaan hewan jenis kancil sebagai peliharaan di rumah dan tempat wisata.

Valentino berharap pemerintah ikut menyosialisasikan secara masif terkait aturan maupun larangan terhadap satwa-satwa tersebut.

"Menegakan aturan setegas-tegasnya akan setiap pelanggaran yang terjadi terkait satwa liar dilindungi," ujar Valentino.

Sedangkan pada masyarakat, Alobi mengimbau untuk tidak mengonsumsi lagi satwa yang semakin jarang ditemukan.

"Opsi akan kebutuhan daging sudah tersedia di pasar. Seperti daging ayam dan sapi," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kepulauan Bangka Belitung Septian Garo membenarkan adanya laporan perburuan yang kerap dilakukan masyarakat.

Namun, hingga kini pihaknya belum memiliki data pasti terkait populasi kancil tersebut.

"Data populasinya kita belum ada," sebut Septian.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/29/13143321/pelanduk-semakin-langka-masyarakat-diminta-konsumsi-daging-ayam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke