Eli Instrumen, UMKM yang Eksis di Tengah Pandemi Covid-19

Pemilik Eli Instrumen, Alvon Bernando Luasanda Panjaitan menuturkan, akibat pandemi Covid-19, penjualan menurun sekitar 20-25 persen.

Selain biaya bahan baku untuk produksi yang mahal, menurut Alvon, pengeluaran yang lain adalah biaya tambahan bagi karyawan.

Sebelum Covid-19 melanda, para karyawan Eli Instrumen tinggal di rumah masing masing.

"Jadi sekarang karyawan aku kasih tempat tinggal. Sarapan, makan siang dan makan malam pun kami siapakan. Itu pengeluaran yang bertambah yang diakibatkan dampak Covid-19," ucap Alvon saat dihubungi, Rabu (26/8/2020).

Selain gitar akustik, Eli Instrumen juga membuat instrumen lain seperti cajon.

Beralamat di Jalan Bahkora, Gang Ramos, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar ini, Eli Instrumen kini menerima pesanan dari penjualan online.

Menurut Alvon, penjualan online banyak kelemahannya.

Misalnya, pemesanan yang dilakukan secara online, sewaktu-waktu bisa dibatalkan oleh calon pembeli.

Sementara, diperlukan modal awal untuk produksi satu unit gitar.

Kemudian jasa ongkos kirim barang yang harganya dua kali lipat.

Untuk mengantisipasi itu, pihaknya mengepak sendiri pesanan yang akan dikirim, dan menanggung sendiri bila barang yang dikirim rusak saat pengiriman.

"Kalau untuk gitar, kita tetap belanja barang dari luar. Seperti kuningan, spul, tali, karena itu kan tidak kita produksi. Kalau pengiriman kita packing sendiri, tidak pakai asuransi, kalau pengiriman rusak jadi kita ganti," kata dia.

Eli Instrumen adalah salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Pematangsiantar yang masih eksis, meski tidak menerima bantuan modal usaha UMKM dari pemerintah yang baru-baru ini dikucurkan.