Salin Artikel

Sekolah di Gunungkidul Ini Belajar dengan HT Pinjaman, Ringankan Beban Ortu Beli Kuota

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Pada Selasa (25/8/2020) seperti biasa Ahmad Satibi masuk ke ruangan kelas VI Madrasah Ibtidaiah Negeri 8 Gunungkidul, yang terletak di Kapanewon Semanu.

Saat masuk ke ruangan hanya ditemui meja dan kursi kosong, lalu dirinya duduk di mejanya dan menghidupkan peralatan Handy Talkie (HT).

Ahmad mengabsen satu persatu muridnya menggunakan perangkat radio. Memang untuk beberapa hari terakhir MIN 8 Gunungkidul melakukan pembelajaran jauh menggunakan HT.

Tahap awal uji coba menggunakan HT untuk belajar, ada 10 murid dari 29 siswa kelas VI sudah menggunakan perangkat pinjaman dari RAPI.

Setelah sedikit memberikan materi pelajaran, Ahmad menyuruh salah satu muridnya untuk membacakan materi dari buku.

"Terimakasih ananda Rama, sudah membaca meski kurang jelas dari sekolah, coba ganti ananda Talita membaca dengan pelan ya," ucap Ahmad melalui HT kepada muridnya Selasa.

Ahmad mengakui jika jarak antara rumah dan sekolah sering kali menjadi kendala sinyal HT.

Tak berapa lama, gawainya berdering mendapatkan telepon dari salah seorang muridnya yang mengalami kendala sinyal. Kebetulan rumahnya agak jauh dari sekolah.

"Ini masih uji coba, setelah sebelumnya dilakukan simulasi dilakukan di sekolah sebelumnya," ucap dia. 

Diakuinya, jaringan seluler di wilayah Kapanewon Semanu tak mengalami kendala.

Namun, pembelajaran menggunakan HT ini merupakan solusi untuk mengurangi permasalahan kuota internet yang seringkali dikeluhkan oleh wali murid ketika belajar di rumah (BDR).

Selain itu, orangtua siswa belum memberikan gawai kepada anaknya karena masih berusia belia, sehingga kadang menyulitkan untuk belajar daring.

"Ada juga yang sekolah di sini anaknya dua, sehingga harus bergantian. Menggunakan HT ini diharapkan menjadi solusi ke depannya," ucap Ahmad.

"Untuk perangkat saat ini masih pinjaman, tetapi kalau beli juga murah paling sekitar Rp 250.000," kata dia. 

Kepala MIN 8 Gunungkidul Laili Fauziyah mengatakan hal serupa. Kendala yang dikeluhkan orangtua saat belajar daring seperti gawai yang terbatas.

Sehingga, seringkali mengirimkan tugas terlambat karena harus menunggu orang tua pulang. 

Ke depan tidak hanya kelas VI, seluruh siswa bisa menggunakan HT untuk BDR, sehingga siswa mudah menerima materi tidak tergantung kuota internet. 

Saat ini, baru ada 10 siswa yang menggunakan HT untuk mendampingi belajar daring menggunakan gawai.

"Menggunakan HT bisa interaktif, berbeda menggunakan WA kadang sulit interaksinya. Murid senang belajar menggunakan HT karena bisa langsung dijawab jika ada pertanyaan," ucap dia.

Salah seorang murid kelas VI, Ricarla mengaku senang menggunakan HT untuk belajar, karena jika menggunakan gawai sering diganggu sang adik yang ingin meminjamnya. Setiap hari dari pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB dirinya belajar menggunakan HT.

"Senang, karena bisa mendengarkan suara guru lebih jelas," ucap dia.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/25/16195581/sekolah-di-gunungkidul-ini-belajar-dengan-ht-pinjaman-ringankan-beban-ortu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke