Salin Artikel

Akhir Perjalanan N-250 Gatotkaca Karya Anak Bangsa BJ Habibie...

KOMPAS.com - Pesawat pertama buatan Indonesia, N-250 Gatotkaca, akhirnya tiba di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Yogyakarta, Jumat (21/8/2020) sekitar pukul 04.30 WIB.

Pesawat yang murni digagas oleh BJ Habibie tersebut dibawa melalui jalur darat dari Bandung ke Yogyakarta.

"Ini akan menjadi koleksi dari seluruh pesawat-pesawat yang ada di Indonesia, jadi museum ini adalah Muspusdirla, kami sudah mengoleksi 59 pesawat dari berbagai negara. Ini menjadi koleksi yang ke 60 dan inilah yang buatan Indonesia," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma TNI Fajar Adriyanto, saat ditemui di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta, Jumat.

Menurut Fajar, rencana membawa pesawat N-250 ke museum di Yogyakarta sudah digagas lama oleh Panglima TNI AU Marsekal Hadi Tjahjono semasa menjabat Kasau.

Salah satu tujuannya adalah memamerkan kepada masyarakat atas keberhasilan putra bangsa dalam dunia dirgantara.

"Kenapa dibawa ke museum ini? Ini karena gagasan dari Bapak Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjadi Kasau. Beliau ingin pesawat yang membanggakan ini bisa dilihat oleh seluruh masyarakat Indonesia," sebut Fajar.

Fajar menjelaskan, pesawat N-250 itu pertama kali terbang pada tahun 1995, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-50.

Saat itu, produksi pesawat itu dihentikan karena situasi ekonomi mengalami krisis. Setelah itu, pesawat tersebut disimpan di PT Dirgantara Indonesia di Bandung.

"Pesawat N-250 Gatotkaca adalah pesawat buatan Indonesia pertama, murni buatan Indonesia semua yang digagas oleh Bapak BJ Habibie," pungkasnya.


Jalur darat sejauh 567 km

Fajar menjelaskan, pesawat tersebut menempuh lebih kurang 567 kilometer dari Bandung ke Yogyakarta.

Fuselage (badan pesawat) N250 Gatotkaca tersebut dibawa menggunakan truk trailer.

"Perjalanan Sang Gatot Kaca ini menempuh jarak kurang lebih 567 kilometer," ujarnya dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jumat.

Lalu, kecepatan truk trailer benar-benar dijaga, tidak lebih dari 40 km/jam agar menjaga keamanannya.  

"Karena truk yang membawa fuselage sangat panjang dan lebar, maka kecepatannya pun kurang lebih 40 kilometer per jam," ungkap Fajar.

Selain itu, menurut Fajar, selama perjalanan menuju Yogyakarta banyak warga yang antusias untuk menyaksikan pesawat N-250 itu.

(Penulis: Dian Erika Nugraheny, Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Krisiandi)

https://regional.kompas.com/read/2020/08/21/14280011/akhir-perjalanan-n-250-gatotkaca-karya-anak-bangsa-bj-habibie

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke