Salin Artikel

Dirikan Pabrik Amonium Nitrat di Bontang, PT KAN Jadikan Peristiwa Beirut Bahan Evaluasi

Perusahaan ini berencana memproduksi amonium nitrat di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang dengan kapasitas 75.000 ton per tahun. Pabrik diperkiraan operasi 2022 mendatang.

“Saat ini dalam masa pembangunan proyek. Sampai bulan ke tujuh realisasinya (proyek) sekitar 10 persen,” ungkap Bimo melalui sambungan ponsel kepada Kompas.com, Selasa (18/8/2020).

Bimo menuturkan kasus ledakan gudang amonium nitrat di pelabuhan Beirut, Lebanon, yang menewaskan ratusan orang itu akan jadi bahan evaluasi perusahaannya untuk lebih ketat menerapkan standar keamanan.

“Kita konsen dengan pengelolaan. Masih dalam tahap desain jadi hal-hal yang diperlukan kita akan siapkan,” terang dia.

Dijelaskan Bimo, pabrik amonium nitrat yang akan dibangun ini merupakan kerja sama tiga perusahaan yakni PT KAN, PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana dengan total investasi Rp 1,14 triliun.

Nantinya, PT KAN bertugas memproduksi amonium nitrat lalu diambil alih PT Dahana untuk kebutuhan komersial yakni layanan bahan peledak untuk sektor migas, pertambangan umum, serta konstruksi.

“Jadi penyimpanan di gudang kami enggak lama, langsung diambil PT Dahana,” tutur dia.



Pastikan Aman

Bimo memastikan gudang penyimpanan amonium nitrat yang diproduksi nanti bakal aman dan jauh dari segala potensi ledakan.

Letak gudang harus jauh dari material yang mudah terbakar seperti solar dan bahan bakar lainnya termasuk lokasi maintenance perusahaan.

Itu agar pekerjaan yang risiko tinggi seperti las dan lainnya tak memicu ledakan atau terbakar.

“Instalasi listrik, sirkulasi udara, suhu ruang dalam gudang pun diatur. Bahkan, jumlah dan jarak antar tumpukan (amonium nitrat) pun diatur,” jelas dia.

Setelah diproduksi, amonium nitrat akan disimpan di gudang.

Selanjutnya diambil oleh PT Dahana dibawa keluar Kaltim, Papua, Sulawesi dan area Kalimantan lainnya.

Sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang bahan peledak, menurut Bimo, PT Dahana kaya pengalaman dalam pengelolaan bahan peledak.

“Jadi kita juga dapat masukan dari mereka, standar yang dipakai oleh PT Dahana, itu kita adopsi,” terang dia.

“Kita dalam tahap desain ini akan memasukan ketentuan dan standar aturan yang berlaku sehingga saat beroperasi nanti, bisa sesuai syarat dan regulasi. Kita akan operasi sekitar tahun 2022,” sambung dia.


Pengalaman ledakan di Pelabuhan Beirut, Lebanon, menurut Bimo ada kesalahan penyimpanan dan faktor pemicu api atau panas.

“Kalau (amonium nitrat) berdiri sendiri sebenarnya aman. Tapi kalau didekatkan dengan hal-hal lain yang sifatnya panas maka potensi meledaknya besar,” tegas dia.

Di Bontang sudah ada dua perusahaan sebelumnya yang memproduksi amonium nitrat yakni PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) dan PT Black Bear Resources Indonesia (BBRI).

Dikutip dari website resminya, PT KNI beroperasi sejak 2012 dengan kapasitas produksi 30.000 ton pertahun.

Sedang PT BBRI beroperasi sejak 2007 dengan kapasitas produksi 82.000 ton per tahun.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/21/06504671/dirikan-pabrik-amonium-nitrat-di-bontang-pt-kan-jadikan-peristiwa-beirut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke