Salin Artikel

Alasan Pengemudi Ojek Jadi Relawan Uji Vaksin Covid: Saya Enggak Mau Bawa Virus ke Rumah

Ia mengaku ikut menjadi relawan untuk keselamatan keluarganya karena sebagai pengemudi ojek, ia rentan terpapar Covid-19.

Fadly tak sendiri. Ia menjadi relawan bersama enam anggota keluarganya yang lain, yakni ibu, istri, adik ipar, dan dua saudaranya.

Saat ini sudah ada tiga anggota keluarga Fadly yang telah disuntik calon vaksin pada Selasa lalu bersama 20 relawan lainnya.

Sementara tiga orang lainnya masih menunggu giliran.

Rencananya, penyuntikan vaksin yang kedua dilakukan pada 24 Agustus 2020.

Selama menjadi relawan, kondisinya akan terus dipantau hingga enam bulan ke depan. Selain itu, ia juga harus mengikuti lima tahap pemantauan.

"Total penyuntikannya ada dua kali. Nanti ada lima tahapan pemantauan, tahapan terakhir pemeriksaan enam bulan mendatang," kata dia.

Sebagai pengemudi ojek online, ia rentan terpapar Covid-19 dan ia tidak mau pulang ke rumah membawa virus lalu menulari keluarganya.

"Alasan paling besar buat saya sama keluarga. Saya kerja driver online, risiko terpapar lumayan besar. Kalau ada vaksin pasti ikut, karena saya enggak mau bawa virus ke rumah, apalagi ada tiga anak masih kecil-kecil," kata pria yang berdomisili di daerah Kopo, Kabupaten Bandung itu.

Saat pertama kali vaksin disuntikkan, Fadly mengku merasa kantuk berat dan lapr.

"Pas pertama (disuntikan) ngantuk banget, saya kira saya jarang tidur, tapi ngantuknya enggak bisa ditahan. Pas bangun, enak ke badan dan nafsu makan tinggi," ujar Fadly.

Selain itu ia juga merasa suhu tubuhnya naik tapi tak lebih 39 derajat.

Namun ia menyadari jika kondisinya masih dalam tahap wajar. Setelah disuntik vaksin, Fadly langsung bisa bekerja.

"Bukan demam sih, tapi agak panas badan. Tapi wajar, saya juga lihat kartu catatan harian kan ada tingkatannya. Kalau bahaya itu suhu badan di atas 39 derajat," kata dia.

Setelah disuntik vaksin, ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan salah satunya mengkonsumsi beberapa jenis obat tertentu.

Sementara itu Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Eddy Fadlyana mengatakan pada umumnya 21 relawan yang disuntik vaksin mengalami reakasi ringan yakni nyeri di tempat suntikan.

Namun, rasa nyeri itu berangsur hilang.

“Sampai sekarang tidak ada yang mengeluh,” saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/8/2020).

Juru Bicara Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari FK Unpad Rodman Tarigan mengatakan, kondisi kesehatan relawan terus dipantau petugas kesehatan.

Pemantauan dilakukan selama jalannya penelitian atau 6 bulan setelah pemberian vaksin terakhir.

“Sudah dibertahukan ke relawan kalau ada hal-hal yang tidak nyaman segera hubungi tim,” kata Rodman.

Sebelumnya, pendaftaran relawan uji klinis calon vaksin Covid-19 fase 3 masih dibuka hingga 31 Agustus 2020.

Untuk fase 3, jumlah relawan yang dibutuhkan sebanyak 1.620 orang. Hingga kini, jumlah relawan yang mendaftar sudah sebanyak 1.451 orang.

Selama penelitian, kesehatan peserta akan dipantau oleh petugas kesehatan secara teratur selama 6 bulan setelah pemberian vaksin terakhir.

Selain itu, peserta dilindungi asuransi kesehatan.

Bagi yang berminat menjadi relawan bisa menghubungi Clinical Research Unit Departemen Ilmu Kesehatan Anak Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dendi Ramdhani, Reni Susanti| Editor: Abba Gabrillin)

https://regional.kompas.com/read/2020/08/15/11400011/alasan-pengemudi-ojek-jadi-relawan-uji-vaksin-covid-saya-enggak-mau-bawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke