Salin Artikel

Padi Adan Kaltara yang Diminati Malaysia Terancam akibat Turunnya Populasi Kerbau Krayan

Padi adan yang merupakan padi organik di daerah ini sangat diminati. 

Tidak jarang setiap musim panen, penjual beras Malaysia akan memesan atau datang untuk membeli langsung dari petani di kawasan perbatasan ini.

Namun, eksistensi padi khas Krayan terancam akibat populasi kerbau yang mulai berkurang karena diperjualbelikan warga.

Lantas, apa hubungan kerbau dan padi Adan Krayan?

Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan Masniadi mengatakan, kerbau merupakan salah satu kunci padi organik asal Krayan menjadi komoditas yang demikian diminati. 

Nihilnya bahan kimia tambahan dan seluruh proses penanaman yang hanya melibatkan kerbau adalah berkah yang jarang dimiliki wilayah lain.

"Kerbau yang membajak, kotorannya yang menyuburkan lahan, tanpa unsur kimia (tambahan) sedikitpun, tentu saja padinya beraroma harum dan bermutu tinggi terutama untuk kesehatan," ujar Masniadi saat dihubungi, Rabu (29/07/2020).

Eksistensi padi tersebut kemudian jadi mengkhawatirkan saat negara tetangga juga menginginkan kerbau Krayan untuk dikonsumsi. 

Daging kerbau Krayan disinyalir memiliki tekstur lembut dan tidak jauh dari rasa daging sapi. 

Kerbau yang tinggal di daerah perbukitan dan hanya mengonsumsi rumput bukan pakan lainnya ini, memancing minat para penikmat kuliner untuk menjajal cita rasanya.

"Sehingga saat ini kerbau menjadi salah satu tabungan masyarakat dan memang ada harga. Biasa warga Malaysia membeli kerbau dengan harga mencapai 25 sampai 30 juta rupiah, sangat menggiurkan," ujar Masniadi.


Jika dibenturkan dengan kebutuhan, misalnya untuk kebutuhan biaya kuliah anak atau ada perkara yang butuh uang cepat, masyarakat rela menjual kerbau mereka.

Hal ini dikhawatirkan memicu pengurangan populasi kerbau Krayan dengan cepat dan menjadi ancaman tersendiri bagi eksistensi padi organik adan.

Upaya Pemda Jaga Populasi Kerbau Krayan

Masniadi mengatakan, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dalam menjaga populasi kerbau Krayan. 

Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Nunukan mencatat populasi kerbau Krayan saat ini ada 3.000 ekor dari sebelumnya yang masih 4.000 ekor.

Sementara penjualan masih terus terjadi.

Program pemberian anak kerbau untuk dipelihara dari Pemerintah provinsi Kalimantan Utara juga telah dilakukan.

Selain itu pemerintah juga mengupayakan adanya perbaikan genetik karena yang terlihat saat ini kerbau Krayan memiliki postur yang semakin mengecil. 

Hal ini berkaitan dengan proses inbreeding atau kawin dalam satu populasi yang jika dibiarkan, bakal menghilangkan ciri khas kerbau Krayan itu sendiri.

"Sebisa mungkin kita mengembalikan plasma nutfahnya, kita lestarikan ciri khas Krayan, dan kita tahu ini tidak mudah," lanjutnya.

Pemerintah juga mengenalkan rumput unggulan di wilayah Krayan untuk konsumsi serta membuat pos pantau kesehatan ternak. 

Menjaga populasi kerbau Krayan dipersulit dengan susahnya pengiriman straw atau sperma ternak untuk kebutuhan kawin suntik. 

Tidak ada pesawat yang mau mengangkut straw karena kandungan nitrogen dalam tabungnya dinilai rawan saat terjadi guncangan.

"Dulu 2018, pesawat Nomad yang mengangkut, kalau pesawat yang biasa ke Krayan tidak berani. Sempat terpikir mendatangkan dari Malaysia melalui jalur darat, tapi masalahnya pasti G2G (government to government) lagi. Ini antar negara, butuh biaya besar pastinya,’’katanya menyayangkan.


Di kabupaten Nunukan sendiri, hanya wilayah Krayan yang bisa diandalkan dalam hal pertanian. 

Dari 4.000 hektar lebih sawah di kabupaten ini, seluas 3.000 hektar diolah masyarakat Krayan. 

Masyarakat di luar wilayah Krayan mayoritas nelayan dan memilih menanam rumput laut.

Produktivitas beras Krayan sebagaimana tercatat dalam periode Oktober 2019 – Maret 2020, memproduksi sebanyak 7,8 ton dan sebanyak 3,9 ton dijual ke Malaysia.

Di sisi lain, pemenuhan beras untuk Kabupaten Nunukan masih ditopang dengan suplai dari Surabaya dan Sulawesi.

Data Satgas Pangan Nunukan mencatatkan kebutuhan masyarakat Nunukan dalam sehari sekitar 39,088 ton, sementara ketersediaan per Juli 2020 tercatat 5.660,00 ton.

Sementara jika berhitung dengan populasi penduduk Nunukan dengan jumlah lebih dari 20.000 jiwa, maka dibutuhkan setidaknya 13.000 hektar lahan untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/30/12385971/padi-adan-kaltara-yang-diminati-malaysia-terancam-akibat-turunnya-populasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke