Salin Artikel

Sekolah Tatap Muka di Kalbar Bolehkan Siswa Lepas Masker, tetapi Hanya 10 Menit

Salah satu yang disiapkan saat ini adalah melakukan tes swab kepada semua guru dan pegawai sertarapid test kepada semua murid.

Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan, dalam kegiatan belajar mengajar dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, kelas tidak boleh penuh, guru harus mengatur duduk siswa agar tidak berdekatan.

"Kelas tidak boleh penuh. Siswa duduk sendiri-sendiri," kata Sutarmidji saat dihubungi, Senin (27/7/2020).

Selain mengatur posisi duduk siswa, guru juga harus bisa mengatur penggunaan masker.

Sutarmidji menyadari bahwa penggunaan masker terlalu di dalam ruangan akan membuat tidak nyaman.

Maka dari itu, dia menyarankan agar siswa dapat melepaskan maskernya dalam waktu-waktu tertentu selama 5-10 menit, kemudian dipasang lagi.

Namun, untuk melepas masker tidak dilakukan serentak, tetapi bergantian, bisa berdasarkan urutan meja.

"Untuk melepas masker ini juga harus diatur. Jangan semuanya melepas. Misal di kelas ada 4 jalur, maka dimulai dari jalur pertama, kemudian dilanjut jalur berikutnya," ujar Sutarmidji.

Menurut Sutarmidji, melepas masker secara bergantian ini akan membuat siswa lebih nyaman berada di kelas dan juga melatih disiplin mereka.

"Jika terus bergiliran melepas masker, siswa-siswi akan terlatih disiplin menggunakan masker," harap Sutarmidji.


Sekolah juga harus menyiapkan tempat cuci tangan.

"Sementara untuk di Kota Pontianak waktu saya wali kota sekolah-sekolah sudah ada tempat cuci tangan, mungkin kondisinya ada yang masih bagus atau sebaliknya," tambahnya.

Sebelumnya, Sutarmidji juga menerangkan, waktu belajar mengajar secara tatap muka tidak seperti ketika normal.

Selain ada pemotongan waktu untuk per mata pelajaran, waktu istirahat juga dihapuskan, sehingga siswa akan pulang jauh lebih cepat.

"Jika biasa satu mata pelajaran 40 menit, sekarang cukup 20 menit. Siswa juga tidak diberikan waktu beristirahat," kata Sutarmidji.

Selain itu, mata pelajaran yang diberikan hanya yang akan diuji nanti ketika tes kelulusan ditambah mata pelajaran agama.

"Untuk kegiatan ekstra masih belum dibolehkan," ucap Sutarmidji.

Sutarmidji melanjutkan, mata pelajaran yang tidak termasuk dalam ujian kelulusan akan tetap diajarkan, tetapi hanya melalui daring.

"Saya kira, kombinasi belajar mengajar seperti ini akan efektif dalam kondisi sekarang," harap Sutarmidji.

Kemudian, proses belajar mengajar secara tatap muka hanya untuk para siswa tingkat akhir, yakni kelas 6 SD, kelas 9 SMP, dan kelas 12 SMA.

"Target saya memang hanya untuk pelajar di tingkat akhir," ucap Sutarmidji.

Sementara untuk pelajar taman kanak-kanak (TK) dan pendidikan anak usia dini (PAUD) masih diliburkan atau belajar dari rumah.

Mereka baru akan masuk kembali setelah kondisi benar-benar kondusif.

"PAUD dengan TK tak usah dulu, biar saja nanti akhir tahun pun tidak ada, jangan dipaksakan. Sekalipun tingkat kesembuhan kita 97,77 persen," tuturnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/27/13351651/sekolah-tatap-muka-di-kalbar-bolehkan-siswa-lepas-masker-tetapi-hanya-10

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke