"Jika Kuota Internet Habis, Saya Numpang Wifi Teman, Ibu Tak Punya Uang"

KOMPAS.com - Seorang pelajar asal Dusun Tabbuakang, Desa Kahayya, Kecamatan Kindang Bulukumba, Sulawesi Selatan, terpaksa berjalan kaki mencari sinyal di Puncak Donggia Hills untuk bisa mengerjakan tugas sekolah.

Tak hanya itu, jika kuota internetnya habis, dirinya menumpang wifi teman yang ikut belajar bersamanya.

"Kalau ke Puncak saya jalan kaki karena ban motor kempis jadi lebih baik jalan kaki bersama teman-teman. Sebelum ke lokasi kami membeli pulsa data dulu. Kalau pulsa saya habis terpaksa numpang WiFi sama teman, karena ibu tidak punya uang," kata Firdawasnyah (13).

Remaja tersebut setiap hari naik ke puncak bukit tersebut bersama teman-temannya pukul 07.00 WITA. 

Pasalnya, sejak pandemi corona, sekolah menerapkan belajar secara daring. Jarak dari rumahnya ke puncak lebih kurang 2,5 kilometer, menurutnya.

Banyak cerita terungkap, salah satunya saat gurunya meminta mengunduh aplikasi tertentu.

Karena sinyal di puncak Donggia Hills sedang kurang bagus, Firdawasnyah terpaksa berjalan lebih jauh sampai melewati sungai di perbatasan Bulukumba dan Sinjai.

"Untuk download aplikasi di Puncak, sinyal kurang kuat makanya jalan kaki dari rumah ke kebun sekitar empat kilometer. Di kebun bagus sinyal, tapi berjuang lagi lewati jembatan bambu di sungai. Kalau lewati jembatan harus pelan-pelan," tuturnya.

Menurut pihak sekolah MTs PP Nurul, sinyal internet memang menjadi kendala utama di bagi para murid.

Falah Asri (26), salah satu guru, berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membangun menara pemancar sinyal agar kebutuhan warga bisa terpenuhi.

(Penulis: Kontributor Bulukumba, Nurwahidah | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)