Salin Artikel

Widodo, Pelestari Kopi Liberika yang Hampir Punah di Kendal

Tanaman kopi yang baru dipotong daunnya tersebut, kemudian ditaruh di plastik hitam.

Plastik tersebut, diberi tanah, dan berdirilah bibit tanaman kopi Liberika.

Bapak yang tinggal di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Patean, Kendal, Jawa Tengah itu, kini sedang memberdayakan kopi asal liberia Afrika. 

Tanaman perkebunan itu kini mulai hilang di  Kendal.

Padahal kopi yang dibawa saat masa kolonial Belanda tersebut, saat ini dicari pencinta kopi.

Selain mempunyai aroma buah nangka, liberika dikenal mempunyai kadar kafein yang rendah, sehingga nyaman di perut.

Harganya juga lebih mahal, bila dibandingkan dengan kopi arabika atau robusta.

Menurut pengakuan Widodo, profesi pemberdayaan bibit kopi liberika itu, sudah dia tekuni sejak 1999. 

Salah satu penyebab hingga profesi itu dilakoninya, karena prihatin dengan banyak tanaman kopi liberika yang ditebang pemiliknya.

“Penebangan dilakukan, karena pohon kopi liberika besar dan tinggi. Petani merasa kesulitan bila memanen,” ujar Widodo, saat ditemui di rumahnya, Kamis (16/7/2020).

“Saya sangat prihatin,” tambahnya.

Widodo yang juga mempunyai kebun kopi, mengaku kalau masih mempunyai beberapa pohon kopi liberika.

Bahkan pohon kopi liberika yang tumbuh di kebunnya itu, ada yang usianya ratusan tahun.

Pohon itu, peninggalan nenek moyangnya. Satu pohon besar kopi liberika miliknya, bisa menghasilkan 250 kilogram setiap panen.

“Pohon itu, masih berdiri kekar,” ujarnya.

Ingin Punya Laboratorium

Untuk mendapatkan bibit pohon kopi Liberika, Widodo harus mencari di kebun. Sebab di sekitar pohon, banyak bibit yang tumbuh. 

Di samping itu, dia juga melakukan dengan cara pembibitan, dari biji kopi tersebut.

Harga bibit kopi liberika milik Widodo, sekitar Rp 2.000 per batang. Harga itu, terbilang murah.

“Tujuan saya, semata-mata untuk pelestarian kopi liberika, kopi khas Kendal,” akunya. 

Kopi liberika di Kendal, jelas Widodo, ada banyak jenis. Di antaranya jenis Exelsa. 

Widodo pun bercita-cita ingin mempunyai laboratorium kopi untuk penelitian.

“Ada jenis kopi liberika, yang diyakini oleh masyarakat desa, bisa untuk menyembuhkan penyakit asam urat dan lambung. Tapi jenisnya yang mana,  kami belum tahu,” kata Widodo.

Kopi liberika, tambah Widodo, ada yang daunnya besar seperti daun tembakau, ada yang kecil mirip daun apel. 

Widodo berharap kepada petani kopi yang masih mempunyai pohon liberika, agar tidak ditebang dan dirawat dengan baik.

“Saat ini di Kendal, masih ada sekitar 50 hektar kebun kopi liberika,” ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/16/14175801/widodo-pelestari-kopi-liberika-yang-hampir-punah-di-kendal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke