Salin Artikel

Rencana Perobohan Patung Perguruan Silat di Sragen Batal Setelah Ada Kesepakatan

Hal ini setelah perwakilan perguruan silat yang hadir dalam rapat koordinasi di gedung DPRD Sragen pada Senin (6/7/2020), sepakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Sragen aman dan kondusif.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, semua patung maupun tugu perguruan silat yang ada di Sragen akan tetap dibiarkan berdiri dan tidak dirobohkan.

Diketahui, rencana perobohan tersebut karena marak terjadi perusakan patung maupun tugu yang dilakukan oleh oknum antar perguruan silat di wilayah tersebut.

"Patung yang sudah ada ini dan saat ini sudah ada pasti semuanya berada di sepanjang jalan dan sebagainya kami akan biarkan saja," kata Yuni saat dikonfirmasi, Selasa (7/7/2020).

Yuni meminta supaya patung maupun tugu yang sudah ada tersebut untuk dipelihara dengan sebaik-baiknya dan menjadi tanggung jawab semua perguruan silat.

"Apabila sampai nanti menimbulkan permasalahan kita mempunyai kewajiban untuk menjaga dan forum yang akan dibentuk yang akan memutuskan patung ini apakah akan menjadi sumber permasalahan, dan perlu tindakan tegas silakan dimusyawarahkan forum yang akan dibentuk," ungkap dia.

Yuni menyatakan dirinya tidak akan memberikan izin pendirian patung baru di wilayah Sragen. Kecuali patung maupun tugu tersebut didirikan atau dibangun di area milik perguruan silat.

Dari hasil pendataan yang dilakukan ada ratusan patung maupun tugu perguruan silat di Sragen.

"Karena ini bentuknya kebijakan, saya tentu tidak bisa lagi memberikan izin kepada patung baru yang akan dibangun. Kami tidak akan memberikan izin bila dibangun di tanah milik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah desa. Kecuali patung tersebut berada di areal lahan pribadi perguruan silakan," ungkap Yuni.


Kapolres Sragen, AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo mengatakan, kalau dirunut terkait kasus perusakan patung maupun tugu perguruan silat sudah banyak terjadi di wilayah Sragen.

"Sebetulnya sudah banyak terjadi provokasi-provokasi di wilayah Sragen. Baik itu di antara kedua belah pihak khususnya yang kita lihat adalah perusakan-perusakan itu sudah berbalas pantun. Baik itu dari tugu PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) maupun IKSPI (Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia) Kera Sakti," kata Raphael.

Raphael mengatakan pada Minggu kemarin ada serombongan perguruan silat IKSPI Kera Sakti dengan dalih melaksanakan kerja bakti bersama di suatu lokasi.

Mengetahui hal itu, polisi kemudian mengimbau supaya meninggalkan lokasi tersebut.

"Mereka mau meninggalkan lokasi. Setelah itu kita kawal. Mereka meninggalkan lokasi secara baik-baik di suatu titik kita pecah ada yang ke timur dan ke barat. Yang ke timur kembali ke perguruan dan yang ke barat ini ternyata melakukan perusakan," terangnya.

Pihaknya lalu mengumpulkan Forkopimda Sragen untuk membicarakan atau rapat bersama memecahkan masalah Kamtibmas di wilayah Sragen.

"Kemarin pukul 13.00 WIB sampai pukul 17.30 WIB pelaksanaan sudah selesai. Ada tujuh kesepakatan yang ditandatangani oleh mereka. Dengan harapan kesepakatan disosialisasikan kepada warganya semua sehingga mereka paham situasi dan kondisi tidak bergerak masing-masing tetapi sudah disampaikan tidak ada gejolak." jelas Raphael.

Pihaknya mengajak para perguruan silat untuk berpartisipasi di dalam menjaga Kamtibmas di wilayah Sragen.

Dikatakan, dari hasil rapat tersebut juga disepakati kalau nantinya ada provokasi yang dilakukan oknum perguruan silat mereka tidak akan menurunkan massa.


Mereka sepakat untuk menahan diri. Bahkan, mereka siap untuk memperbaiki apabila nanti ada perusakan patung maupun tugu tersebut.

Ketua Dewan Pertimbangan PSHT Madiun Cabang Sragen, Edy Indrianto mengatakan berterima kasih kepada seluruh jajaran Forkopimda Kabupaten Sragen yang membatalkan rencana perobohan patung maupun tugu semua perguruan silat.

Pihaknya mengaku siap untuk bersama-sama ikut menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kabupaten Sragen.

"Kami selaku ketua dewan pertimbangan mengucapkan terima kasih yang seterus-terusnya. Dan kami sepakat menjaga kondusifitas Kabupaten Sragen," katanya.

Edy juga menyatakan akan mengikuti dan menaati kebijakan Bupati Sragen tentang larangan pendirian patung maupun tugu baru di Sragen.

"Kami akan mengikuti petunjuk dan kesepakatan bersama kemarin bahwa untuk mendirikan tugu baru harus izin dengan Bupati. Kami akan menaati itu dan menjaga komitmen itu," kata dia.

Sementara itu, Dewan Pembina IKSPI anKera Sakti Sragen, Arif berharap dari hasil rapat koordinasi semua perguruan silat yang ada di Sragen dapat menciptakan suasana yang baik sesuai dengan ajaran perguruan silat masing-masing dan senantiasa menjaga warganya untuk berbuat yang baik.

"Kepada seluruh Forkopimda untuk bersama-sama menjaga ketertiban. Ketika ada suatu gesekan yuk bersama-sama duduk bersama sehingga segera teratasi tidak berlarut-larut. Dan mengatasi persoalan harus duduk bersama tidak dengan cara-cara keras. Tapi dengan cara persuasif. Insya Allah nanti akan lebih baik dan tidak ada gesekan lagi," ujar dia.

Arif menyambut baik rencana pembentukan forum komunikasi antar perguruan silat. Sehingga apabila terjadi gesekan antar perguruan silat bisa segera diselesaikan secara bersama.

"Kalau saya pribadi senang (rencana pembentukan forum komunikasi antar perguruan silat). Pemerintah sudah ikut membantu perguruan dan pesilat untuk lebih bersatu, berguna dalam kerukunan. Itu yang kita harapkan sebenarnya," terang dia.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/08/15263331/rencana-perobohan-patung-perguruan-silat-di-sragen-batal-setelah-ada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke