Attack dan Transmission Rate Surabaya Raya Naik, Gugus Tugas Jatim: Mengecewakan

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan, dengan kondisi seperti ini, sesuai teori lebih baik dikembalikan ke masa restriksi.

Hal tersebut disampaikan Joni dalam paparannya di hadapan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla yang datang ke Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (17/6/2020).

"Attack rate dan transmission rate Surabaya Raya kembali naik setelah pelonggaran PSBB. Ini mengecewakan. Kalau sesuai teori dengan kondisi ini harusnya revive back to lockdown, kalau kita ya harusnya kembali ke PSBB," kata Joni, dikutip dari Surya, Rabu.

Kondisi yang paling disorot yaitu Surabaya, di mana kasusnya 50,4 persen dari total kasus di Jatim.

Saat ini attack rate Kota Surabaya 139,7, artinya setiap 100.000 penduduk, 140 orang di antaranya positif Covid-19. Attack rate Surabaya tertinggi di Indonesia.

Sedangkan untuk Jatim, attack rate mencapai 19,7.

Kemudian untuk transmission rate Kota Surabaya saat ini adalah 1,22.

Sedangkan transmission rate Jawa Timur adalah 1,1.

"Padahal Jawa Timur ini transmission rate nya pernah di angka 0,86, artinya kasusnya akan hilang. Begitu juga Surabaya Raya transmission rate-nya penah 0,5. Jadi sebetulnya PSBB sangat bisa dan efektif senagai metode pengendalian penularan Covid-19," kata Joni yang juga Dirut RSUD Dr Soetomo.

Joni menerangkan, kepatuhan masyarakat Surabaya Raya untuk menerapkan protokol kesehatan menurun.

Salah satunya banyak yang tidak mengenakan masker dan tidak menerapkan physical distancing.

Dari data penelitian di lapangan, tempat ibadah yang mematuhi protokol kesehatan 64,6 persen, pasar tradisional 89,3 persen, perkantoran dan pabrik 58,9 persen, dan yang berolahraga di luar ruangan 45,1 persen.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: Attack Rate dan Transmission Rate Covid-19 Surabaya Kembali Naik Pasca Pelonggaran PSBB