Salin Artikel

Cerita Agus Priyanto yang Kenalkan Sepeda Jadul Minion hingga Kembali Diminati

Pendirinya adalah Agus Priyanto (47), warga Kampung Sangkrah, RT 002, RW 005, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.

Agus menceritakan pembentukan Misora ini bermula dari ajakan komunitas sepeda dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) untuk mengenalkan kembali sepeda jadul minion.

Agus pun mengiyakan ajakan itu dan mulai berburu frame atau rangka sepeda minion di Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi Solo.

Di pasar Semanggi banyak frame sepeda minion dari bahan alumunium dengan harga satu unitnya saat itu sebesar Rp 50.000 hingga Rp 60.000.

Sepeda minion ini umumnya dipakai oleh kalangan anak-anak.

Namun, dengan modifikasi dan penambahan aksesori yang dilakukan Agus, sepeda minion ini akhirnya banyak digemari oleh kalangan orang dewasa.

"Selesai buat sepeda minion terus saya jual, saya posting di media sosial (Facebook). Banyak pencinta sepeda minion wilayah barat (Jabodetabek) yang tertarik dan membeli sepeda minion buatan saya," kata Agus saat ditemui Kompas.com di kediamannya Solo, Jawa Tengah, Sabtu (14/6/2020).

Tidak hanya dari wilayah barat, kata Agus, sepeda minion buatannya tersebut banyak diminati para pencinta sepeda dari berbagai kota besar di Indonesia.

Seperti Jawa Timur, Cilacap, Jakarta, Sumatera dan lainnya.


Bahkan, Agus mengatakan setelah menularkan "virus" sepeda minion itu banyak permintaan datang dari berbagai wilayah.

"Dari wilayah barat itu sepeda minion semakin dikenal dan populer. Mereka sampai bikin chapter. Akhirnya, saya berpikir untuk membuat chapter sepeda minion di Solo Raya," ungkap Agus.

"Saya bikin satu (sepeda minion) saya pakai gowes-gowes, saya pamerkan lewat semua grup yang saya miliki. Ada yang minat terus saya jual," tutur dia.

Setelah sepeda itu terjual, Agus kembali membuat sepeda minion dan dia pamerkan melalui grup. Lagi-lagi sepeda minion buatannya dibeli orang.

Rangka sepeda minion yang dia pakai selain merek lokal dan impor. Seperti dari Taiwan, Jepang, Eropa dan lain sebagainya.

Dia menambahkan sepeda minion paling banyak diminati adalah model lengkung atau leter U. Agus mengungkap proses pembuatan sepeda minion membutuhkan waktu satu minggu.

Dia mengatakan pertama kali menjual sepeda minion tersebut harganya Rp 750.000.

Seiring perkembangan kini satu unit sepeda minion buatannya dia jual dengan harga Rp 2,5 juta. Harga tersebut belum termasuk biaya pengiriman.

"Saya bikin dibeli orang. Bikin lagi dibeli lagi dan seterusnya. Akhirnya ada yang pengin buat. Dari satu dua itu kemudian ada yang bikin sepeda minion. Berlanjut saya posting terus. Ada yang inbok meminta saya buat grup (komunitas)," ujar dia.


Agus kemudian membuat grup WhatsApp untuk mewadahi para pencinta sepeda minion di wilayah Solo Raya. Dari grup tersebut berlanjut kopi darat (kopdar).

Mulanya ada sekitar 10 orang yang bergabung menjadi anggota Misora.

Agar semakin dikenal, komunitas ini mengadakan ritual atau pertemuan setiap Jumat malam di Jalan Jenderal Sudirman tepatnya depan Bank Indonesia Solo.

"Di situ saya tebar virus sepeda minion. Dari dunia maya kita langsung. Semakin berkembang dan pada ikutan gabung Misora," ucap Agus yang juga pendiri sepeda mini Jawa Tengah.

Sampai saat ini anggota Misora ada ratusan orang setiap chapternya.

Untuk menjaga persaudaraan antar anggota, pihaknya selalu mengadakan pertemuan. Tidak hanya di Solo Raya, tapi juga di luar Solo Raya.

Selama pandemi virus corona, pertemuan itu sementara dihentikan. Komunikasi dilakukan melalui media sosial atau grup WhatsApp.

"Sebelum pandemi itu kita mengadakan acara di Borobudur. Teman - teman minion Jateng kita ajak kumpul dan mau datang. Di sana sepeda minion paling banyak," terang dia.

Dikatakan, tujuan dari pertemuan dengan anggota tersebut selain untuk menjaga persaudaraan, sekaligus untuk melestarikan kembali sepeda jadul minion.

Hal tersebut sesuai dengan slogan Misora, yakni "Cilik Pitku Gede Tekadku, Guyub Rukun Gowes Sak Lawase".

"Slogan ini mengandung arti meskipun kita itu orang kecil tapi kita punya semangat yang besar, yang bisa membangun kerukunan antar sesama tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)," kata Agus.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/15/08361971/cerita-agus-priyanto-yang-kenalkan-sepeda-jadul-minion-hingga-kembali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke