Salin Artikel

Menyoal Klaster Pusat Grosir di Sleman, Pegawai Positif Covid-19 hingga Pengunjung Rapid Test Massal

Sedangkan tiga klaster terbesar lainnya adalah dua klaster Jamaah Tabligh Jakarta dan satu klaster jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Kota Yogyakarta.

Pusat grosir tersebut menjadi klaster baru setelah salah satu karyawannya terkonfirmasi positif Covid-19 pada 24 April 2020 lalu.

Dari investigasi awal, ada 10 kontak erat dan dari hasil rapid test lima orang dinyatakan reaktif.

Dinas Kesehatan kemudian melakukan rapid test pada 338 karyawan dan hasilnya 57 orang atau 16,8 persen dinyatakan reaktif.

Menurut ahli epidemiologi UGM Riris Andono Ahmad klaster pasar grosir menunjukkan indikasi mulainya penularan secara meluas karena karyawan dan pengunjungnya bukan hanya dari satu kabupaten.

"Sekarang kita tidak tahu apakah itu tadi, kontak erat atau tidak, bisa jadi dia terkena disana (salah satu pusat glosir di Sleman) bisa juga di tempat yang lainya," tuturnya.

Setelah satu pegawai dinyatakan positif, Bupati Sleman Sri Purnomo menginstruksikan agar pusat grosir tersebut untuk sementara menghentikan operasional.

Penutupan sementara ini diperkuat dengan dikeluarkannya Surat Edaran Bupati Sleman Nomor 443/01152. Penutupan operasional ini dimulai tanggal 5 Mei 2020.

"Mulai hari ini, kami minta sementara untuk tutup. Jadi tidak boleh operasional," ujar Bupati Sleman, Selasa (5/5/2020).

Penutupan ini dilakukan sampai hasil dari rapid test seluruh pegawai keluar.

Selain itu, pihaknya juga menunggu hasil swab bagi pegawai yang hasil rapid test dinyatakan reaktif.

"Sampai kapan? Sampai menunggu hasil swab. Kami mohon maaf, kami dengan terpaksa menutup operasionalnya," ungkapnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 BPBD Sleman juga ke lokasi untuk penyemprotan disinfektan di lingkungan luar dan bagian dalam.

Rapid test massal bagi pengunjung pusat grosir itu akan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut, mulai 12 Mei hingga 14 Mei 2020 di GOR Pangukan Sleman.

Saat ini Dinas Kesehatan Sleman bersama Diskominfo Kabupaten Sleman sedang membuat protokol penyeleksian.

Nantinya, pengunjung pusat grosir yang akan menjalani rapid test akan mendaftar terlebih dahulu.

Kuota rapid test di GOR Pangukan Sleman sebanyak 1.500 yang akan dibagi dalam tiga pelaksanaan.

Kini Dinas Kesehatan Sleman dan Dinas Komunikasi dan Informatika Sleman sedang membuat aplikasi untuk menjaring pengunjung yang akan menjalani rapid test.

"Aplikasi akan kita edarkan, kemudian para pengunjung swalayan bisa mendaftar di aplikasi tersebut dan akan dilakukan seleksi," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo.

Seleksi untuk rapid test akan dilihat dari waktu terakhir pengunjung datang ke pusat grosir di Jalan Magelang, Kabupaten Sleman, terhitung sejak satu pegawai diketahui positif pada 24 April 2020

Joko memperkirakan jumlah pengunjung yang akan diperiksa dengan metode rapid test cukup banyak.

Sementara kuota rapid test di Dinas Kesehatan Sleman terbatas.

Sehingga pihaknya akan mengutamakan terlebih dulu yang sudah masuk dalam masa inkubasi.

"Kami harus menghitung masa inkubasi. Nanti yang sudah masuk masa inkubasi akan kita prioritaskan untuk diperiksa,"kata Joko.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wijaya Kusuma | Editor: Dony Aprian, Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2020/05/10/15150031/menyoal-klaster-pusat-grosir-di-sleman-pegawai-positif-covid-19-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke