Salin Artikel

Kronologi Tewasnya 4 Bersaudara karena Rebutan Tanah Warisan

Adapun korban dan pelaku masih bersaudara. 

Insiden pembantaian yang menggegerkan warga ini dipicu perebutan tanah warisan.

Kapolres Maluku Tenggara AKBP Alfaris Pattipawael mengatakan, aksi pembantaian itu bermula saat HR mendapat informasi bahwa saudara-saudaranya, FR, ES dan AS, sedang membersihkan tanah yang disengketakan.

HR kemudian menghubungi dua anaknya dan sejumlah saudara iparnya untuk pergi ke lokasi.

“Jadi HR ini panggil sejumlah ipar dan dua anaknya setelah mengetahui para korban (FR, ES, dan AS) yang juga saudaranya ini sedang pameri (membersihkan) tanah yang disengketakan itu,” kata Alfaris kepada Kompas.com via telepon, Rabu (6/5/2020).

Sesampainya di lokasi, HR, dua anaknya, serta ipar-iparnya langsung terlibat pertengkaran dengan FR, ES, dan AS.

Saat ituFR langsung menyerang HR dengan parang hingga menyebabkan HR tewas di tempat.

Alfaris mengatakan, setelah melihat orangtuanya tewas dibunuh, kedua anak HR langsung menyerang FR  yang saat itu sedang memegang sebilah parang hingga tewas.


Setelah membunuh FR, kedua anak HR juga menyerang ES dan AS.

“ES dan AS ini juga dibunuh oleh kedua anak HR ini, jadi mereka ini semua bersaudara,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, empat warga Desa Faan, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, ditemukan tewas di hutan tak jauh dari jalan raya menuju Bandara Ibra, Maluku Tenggara, Selasa (5/5/2020) sore.

Keempat korban yang diketahui masih memiliki hubungan saudara ini ditemukan tewas dengan kondisi menggenaskan dengan sekujur tubuh penuh luka.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/06/19134131/kronologi-tewasnya-4-bersaudara-karena-rebutan-tanah-warisan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke