Ketahui Isi Perbup PSBB Gresik agar Tak Dikarantina Pemerintah Setempat

Dalam Perbup, diatur beberapa hal yang harus dipatuhi oleh warga, khususnya orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP).

"Melakukan isolasi mandiri di rumah bagi OTG dan ODP, melakukan perawatan di rumah sakit rujukan bagi PDP dengan gejala sedang dan berat, serta isolasi sesuai protokol bagi kesehatan bagi PDP dengan gejala ringan," ujar Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Gresik Nadlif saat dihubungi, Senin (27/4/2020).

Sementara bagi warga yang baru datang dari luar negeri, diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit atau puskesmas terdekat, serta melakukan isolasi mandiri.

Termasuk para pekerja migran Indonesia, pekerja lokal yang masuk daerah dan yang baru datang dari luar daerah.

"Bagi mereka yang tidak melakukan, akan dilakukan upaya karantina oleh pemerintah desa atau kelurahan," ucap Nadlif.

Selama pelaksanaan isolasi, pengawasan akan dilakukan secara bersama oleh beberapa pihak lintas sektoral, mulai dari camat, kapolsek, danramil, petugas kesehatan, pemerintah desa/kelurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta pihak RT/RW.

"Selama pemberlakuan PSBB, setiap orang juga disarankan rajin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer, serta menjaga pola hidup sehat dan bersih. Wajib menggunakan masker dan menjaga jarak physical distancing saat di luar rumah minimal jarak satu meter," kata Nadlif.

Sesuai dengan hasil rapat tertutup Bupati dan Wakil Bupati Gresik bersama jajaran Forkopimda setempat, Selasa (21/4/2020), PSBB di Gresik disepakati akan dilakukan di delapan kecamatan, meliputi Kecamatan Gresik kota, Driyorejo, Menganti, Kebomas, Benjeng, Manyar, Duduksampeyan dan Sidayu.

Selain di Gresik, dua daerah di Jatim yang juga akan menggelar PSBB, yaitu Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik.

Adapun Pemkot Surabaya sudah mengeluarkan peraturan wali kota, yang salah satu isinya melarang ojek online membawa penumpang.