Salin Artikel

Cerita Nelayan Muara Angke Jakarta Nekat Mudik ke Sumedang: Saya Bingung, di Kota Tak Ada Kerjaan, di Kampung Tak Punya Lahan

Situasi sulit seperti ini dirasakan Misran (70).

Ia harus kembali dari perantauan sebagai nelayan di Muara Angke, Jakarta dan terpaksa mudik ke Sumedang.

Kehidupan duda kelahiran Indramayu, 10 Oktober 1950 ini pun semakin sulit karena kini harus menghidupi seorang anaknya yang mengalami gangguan kejiwaan (ODGJ).

Ia tinggal bersama anaknya yang kini berumur 35 tahun di Dusun Pangaroan RT 03/05, Desa Cipanas, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

"Sejak menikah saya pindah ke Sumedang. Istri sudah meninggal dunia sekitar 3 tahun lalu. Dari muda profesi saya memang nelayan," ujar Misran kepada Kompas.com melalui sambungan telepon milik salah seorang tetangga terdekatnya, Senin (13/4/2020).

Karena itu, kata Misran, sejak virus corona merebak dan memaksanya untuk mudik dari Muara Angke Jakarta ke Sumedang, ia tidak tahu harus bekerja apa untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya selama di Sumedang.

Misran menuturkan, ia kembali ke Sumedang sudah sejak dua minggu yang lalu.

Mau kerja apa...

Misran mengaku bingung, karena selain usianya sudah tidak muda lagi, anaknya mengalami gangguan kejiwaan, ia juga tidak punya lahan garapan seperti sawah maupun kebun di Sumedang.

"Pulang enggak bawa apa-apa, cuma bawa ikan 3 Kg, dan ongkos pulang ke Sumedang dari bos saya di Jakarta," tutur Misran.

Awalnya, kata Misran, ia bingung harus bekerja apa untuk mencukupi kebutuhan hidupnya selama di Sumedang.

Selain itu, kata Misran, di Sumedang juga ia belum terdaftar sebagai penerima bantuan apapun dari pemerintah.

"Iya bingung juga, beras habis, mau kerja apa juga bingung kalau di sini. Alhamdulillah, tetangga di sini banyak yang baik. Mereka menyuruh macul (Mencangkul) di sawah. Dapat bayaran bisa buat beli beras, bisa makan, nyambung hidup," sebut Misran menghela napas di ujung telepon.


Nasib nelayan Muara Angke

Misran menyebutkan, sebagai nelayan di Muara Angke Jakarta, hanya cukup untuk kebutuhannya sehari-hari dan mengirim sedikit uang untuk kebutuhan anaknya di Sumedang.

Tapi, kata Misran, sejak wabah corona, kondisi perekonomian majikannya di Jakarta ikut terimbas.

"Iya katanya sepi sejak ada corona ini. Makanya nelayan di sana pada nganggur, yang bukan orang asli Jakarta harus pulang ke kampung masing-masing," aku Misran.

Meski usianya sudah kepala tujuh dan perawakannya tampak sudah terlihat jompo, Misran berharap, wabah corona segera berlalu sehingga ia bisa kembali bekerja sebagai nelayan di Jakarta.

"Ya kalau kondisinya sudah membaik mah, saya maunya kembali ke Jakarta. Jadi nelayan lagi, karena di sini juga bingung mau kerja apa, sementara anak saya juga harus tetap dibiayai," kata Misran.

Sementara itu, tetangga Misran, Cici Cahyati (40) mengaku prihatin dengan kondisi Mas Misran, yang sudah sepuh dan memiliki tanggungan anak yang menderita gangguan kejiwaan.

"Kami tetangganya juga merasa prihatin. Sudah kami bantu usulkan ke Pak RW, ke desa supaya nanti dapat bantuan," kata Cici. 

https://regional.kompas.com/read/2020/04/14/06122901/cerita-nelayan-muara-angke-jakarta-nekat-mudik-ke-sumedang-saya-bingung-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke