Salin Artikel

"Di Tahanan Masih Bisa Ngopi, Rokok, Kalau Diisolasi, Beda Malam dan Siang Pun Tak Tahu"

Kepada Kompas.com, Sarno mengatakan, tak pernah menyangka akan terjangkit virus mematikan itu. 

Sarno terjangkit virus corona setelah dia menjenguk mertua anaknya yang dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Solobaru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (8/3/2020).

Belakangan diketahui bahwa besannya itu positif terjangkit corona. 

Besannya pernah mengikuti seminar di Bogor tentang bisnis tanpa riba.

Akhirnya, semua yang pernah kontak menjalani isolasi dan pemeriksaan.

Setelah beberapa hari menunggu, petugas medis menyatakan bahwa Sarno, keponakan, cucunya, istri dan dua putri besannya, dinyatakan positif corona.

Meski divonis positif, Sarno tidak merasa kaget. Ini karena ia yakin bisa sembuh dengan kondisi tubuhnya yang ia nilai sangat sehat.

“Dikatakan saya positif yang tidak pernah kaget sama sekali. Saya tidak susah dan senang,” kata Sarno saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/4/2020).

Saat dibawa ke RSUD dr Soedono Madiun, Selasa (24/3/2020), Sarno merasa sehat dan tidak mengalami gejala yang biasa dialami pasien corona, seperti batuk, pilek, panas, hingga sesak napas.

"Di sini saya malah tambah gemuk dan berewok,” ujar Sarno.

Saat dirawat, ayah dua anak ini sekamar dengan keponakannya di salah satu ruang isolasi berukuruan 4 x 4 meter.

Selama diisolasi, tak ada satupun keluarga yang boleh membesuk.

Tatap muka dengan keluarga hanya dilakukan dengan komunikasi melalui Whatsapp dan video call.

Agar tak monoton saat berkomunikasi, ia akhirnya membuat grup WhatsApp keluarga besar.

“Saya sengaja membuat grup WhatsApp keluarga untuk menghibur mereka. Setiap hari saya selalu membuat pertanyaan siapa yang bisa menjawab saya kasih pulsa Rp 25.000. Ini semata-mata saya lakukan agar yang ada di rumah tidak berpikir macam-macam, karena di sini kami biasa-biasa saja,” kata Sarno.


Terakhir ia membuat pertanyaan kapan ia akan dipulangkan. Kali ini bagi yang bisa menjawab diberikan pulsa Rp 70.000.

Selama dirawat, Sarno bersyukur karena keluarga tidak memiliki beban sama sekali.

Bahkan, sampai saat ini belum pernah dia dengar keluarganya dikucilkan warga sekitar.

Namun bila terjadi, ia memaklumi karena pemahaman warga tentang corona beragam.

Selama diisolasi, seluruh aktivitas hanya dilakukan di dalam ruangan.

Bahkan, saat shalat pun harus dilakukan di atas tempat tidur, lantaran tangannya dipasangi infus.

Setiap pasien corona juga tidak boleh mendapatkan makanan dari luar, termasuk Sarno.

Semua makanan dan minuman sudah disediakan rumah sakit.

Untuk mengetahui malam atau siang, ia hanya mengetahui dari jam yang tertera di ponselnya.

Begitu pagi tiba, seorang perawat yang mengenakan alat pelindung diri lengkap datang mengecek kondisi kesehatan.

Hal serupa juga terjadi saat siang dan malam hari.

Sarno diberi obat, vitamin, dan pemeriksaan organ tubuh bagian dalam.

Baik dokter ataupun perawat tidak bisa dibedakan karena baju yang dikenakan sama seperti astronot

Bila dihitung dengan biaya sendiri, maka akan mahal sekali pembayarannya.

Ia bersyukur karena semua fasilitas dan pelayanan yang diberikan semuanya gratis.

Tinggal di penjara

Ia merasakan tinggal di penjara masih lebih baik dibanding harus dirawat di ruang isolasi.

Pasalnya, bila ditinggal di penjara, seseorang masih bisa merasakan nikmatnya minum kopi, merokok, hingga mendapatkan kiriman jajanan dari keluarga.


"Namanya isolasi ini beda dengan yang lain. Mungkin kalau tahanan masih bisa dibesuk keluarga, masih bisa ngopi, rokok, dan merasakan jajanan. Di sini benar-benar diisolasi. Jadi bedakan malam dan siang tidak tahu. Semuanya tertutup," kata Sarno.

Lantaran tidak ada pilihan menu makanan lain, maka suka tidak suka setiap makanan yang disajikan pihak rumah sakit harus dihabiskan.

Ia pun diminta agar banyak minum air putih agar ketahanan tubuhnya terus terjaga.

Untuk menghibur diri saat sunyi, selain berkomunikasi dengan keluarga dan teman dekat, ia memutar video lucu dari di YouTube.

Hiburan menjadi penting agar tidak stres saat berada di ruang isolasi.

Kondisi seperti itu menjadikan Sarno harus memiliki mental yang kuat agar bisa melalui masa karantina.

Pasalnya, suasana batin dan pikiran terkadang tidak menentu tatkala banyaknya informasi yang berseliweran di media sosial yang memberitakan kondisi dirinya dan keluarganya.

Padahal faktanya, kesehatan Sarno dan lima anggota sangat baik.

Bahkan, setelah sembuh dan pulang rumah pun kondisi kesehatannya baik, sama seperti saat dibawa ke rumah sakit.

“Mental kita harus seperti baja dan muka kita harus seperti tembok berlin dan telinga kita harus tuli. Jadi tidak usah berpikir orang lain,” kata Sarno.


Sejak dinyatakan positif, ia tak henti-hentinya menyemangati anggota keluarga lainnya yang positif corona.

Ia meminta mereka tidak termakan informasi yang tidak benar di media sosial.

Pasalnya, bila rasa cemas dan takut melanda, maka bisa menurunkan ketahanan tubuh.

“Di sini saya sama sekali tidak memikirkan macam-macam. Untuk sembuh harus semangat dari kita sendiri bukan orang lain,” jelas Sarno.

Motivasi

Setelah sembuh, Sarno ingin memotivasi masyarakat agar tidak perlu takut berlebihan terhadap kasus corona.

“Setelah keluar dari rumah sakit, saya ingin memotivasi masyarakat. Jangan sampai masyarakat seperti ketakutan melihat hantu, padahal mereka belum melihat wujudnya hantu,” jelas Sarno.


Ia menyarankan agar warga tidak memiliki bermacam-macam sangkaan, karena bisa membuat ketahanan tubuh turun.

Selain itu masyarakat diminta menjaga kesehatan, mulai dari makanan dan pola hidup bersih.

Setelah sembuh, kini Sarno telah berkumpul keluarga di kampung halamannya.

Ia merasa lega dan lebih bahagia karena sudah kembali bersama keluarga besar.

“Perasaan saya lebih lega, lebih bahagia karena bisa berkumpul lagi dengan keluarga,” ungkap Sarno.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/02/17514351/di-tahanan-masih-bisa-ngopi-rokok-kalau-diisolasi-beda-malam-dan-siang-pun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke