Salin Artikel

Cerita Warga Periksa ke RS Rujukan Corona: Demam Pulang dari Jakarta, Sampai RS hanya Dicek Suhu Tubuh...

Perempuan yang enggan disebut namanya tersebut mengatakan, dia mendatangi IGD RSU Cut Meutia pada Senin (16/3/2020). Sebelumnya selama 4 hari dia mengalami demam tinggi dan sesak napas, setelah pulang dari Jakarta. 

Tentunya, ia khawatir dengan kondisinya dan ingin memastikan apakah ia tertular virus corona (Covid-19) atau tidak. 

Namun sesampainya di rumah sakit, warga ini geram sebab pelayanan yang didapatkannya sangat tidak memuaskan. 

Sadar diri cek corona, tapi...

Pertama, setelah ia menjelaskan ia ingin cek corona karena pulang dari Jakarta, petugas medis tiba-tiba bangkit dari duduk, seolah-olah dia sudah tertular corona.

Bahasa tubuh petugas medis ini menyinggung perempuan asal Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe itu. 

“Saya ceritakan saya baru pulang dari Jakarta. Saya sudah konsumsi obat pereda demam, sakit kepala, sakit tenggorokan selama empat hari terakhir. Bahkan tiga jam sebelum ke rumah sakit saya minum obat. Mereka langsung bangun dan seperti orang ketakutan seakan-akan akan tertular virus,” katanya melalui sambungan telepon ke Kompas.com, Rabu (18/3/2020).

Kedua, perempuan ini semakin geram ketika ia hanya diperiksa perawat dan dokter jaga, hanya mengecek suhu tubuh saja.

“Dokternya bahkan tidak tanya apa pun. Hanya perawat saja yang periksa suhu tubuh,” sebutnya.


Kecewa pelayanan RS rujukan corona

Ketiga, ketika ia bertanya, apakah ia perlu diisolasi atau dikarantina, perawat mengatakan suhu tubuhnya hanya 36,5 derajat. Sehingga ia bebas untuk jalan-jalan dan tak perlu diisolasi. 

“Dia katakan masih aman. Saya tanya apakah harus mengisolasi diri mandiri di rumah? Karena empat hari ini, dari Jakarta sampai Lhokseumawe saya menghindari kontak dengan orang lain. Saya khawatir terkena virus itu,” katanya.

Keempat, dia mengaku berkali-kali menceritakan keluhannya. Perawat di rumah sakit pelat merah itu tetap menyatakan dirinya aman tanpa dilakukan pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan pun hanya sebatas suhu tubuh.

“Saya diberi resep obat pereda demam. Bahkan dibilang saya harus beli sendiri. Nah, obat itu sudah saya minum empat hari ini, tak sembuh juga,” terangnya.

Dia mengaku heran penanganan rumah sakit itu. Padahal, ia dengan kesadarannya sendiri memeriksakan diri ke rumah sakit sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona dan penyembuhan dirinya.

“Saya kecewa sekali dengan penanganan rumah sakit rujukan corona itu,” katanya.

Tanggapan pihak RS

Sementara itu, Wakil Ketua Penanganan Covid-19 RSUCM Aceh Utara, dr Mukti, dihubungi terpisah, menyebutkan bahwa perempuan itu datang dengan keluhan batuk selama empat hari dan sakit tenggorokan.

Sedangkan gejala sesak dan demam tidak ada, berbeda dengan penuturan perempuan tadi kepada Kompas.com. 

“Tidak sesak dan demam. Temperaturnya 36,7 dengan riwayat bepergian ke Jakarta empat hari lalu," kata dr Mukti. 

Menurut dia, penanganan dokter jaga sudah baik sebab dokter jaga sudah konsul ke dokter lain yakni dr Indra Sp.P. 

Kemudian, pasien itu masuk dalam kategori ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan bisa karantina mandiri di rumah selama 14 hari di bawah pantauan Puskesmas setempat. 

"Sehingga diberikan obat symptomatis sesuai gejala,” pungkas dr Mukti.

https://regional.kompas.com/read/2020/03/18/16211231/cerita-warga-periksa-ke-rs-rujukan-corona-demam-pulang-dari-jakarta-sampai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke