Salin Artikel

Bupati Bogor Soal Corona: Lebih Baik Bagi-bagi Masker dan Hand Sanitizer serta Antisipasi Banjir

Ia mengaku, jika langkah lockdown atau berdiam diri di rumah itu diambil. Tentu, akan melumpuhkan perekonomian warga yang hidup dari pariwisata.

"Jadi saya juga kalau harus merumahkan orang dalam jangka waktu 14 hari itu bingung, mau ngapain. Itu (warga) khawatir," ucap Ade usai melakukan penanaman pohon jenis tabebuya di halaman AEON Mall Sentul City, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/3/2020).

Meskipun belum ada temuan kasus suspect virus corona di wilayahnya. Bukan berarti kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tidak peduli.

Sejauh ini Pemkab Bogor telah berupaya semaksimal mungkin dalam memerangi penyebaran virus yang berasal dari Kota Wuhan, China itu.

Bagi masker dan hand sanitizer

"Lebih kepada menenangkan warga saja dan kegiatan yang memang sekiranya tidak terlalu besar ya kita jalanin terus. Kita bagi masker dan membuat hand sanitizer untuk dibagikan, hal-hal seperti itu yang kita kerjakan sebenarnya," ungkapnya.

Apa yang lebih penting kata Ade, mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menimbulkan banjir dan longsor.

Terlebih, letak geografis Kabupaten Bogor jauh berbeda dengan kabupaten atau kota lainnya.

Alih-alih mengurusi virus corona, ia ingin mengantisipasi bencana banjir yang kerap melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor.

Pasalnya, kondisi cuaca di Bogor belakangan ini kian sulit ditebak, kadang panas tapi mendadak pula hujan deras.

"(Selain corona) kita juga lebih banyak memerangi lingkungan kotor dengan menggalakkan kebersihan yang berstandar SOP kesehatan. Apalagi semalam ada banjir di Cileungsi, Gunung Putri yang ini juga butuh kecepatan dari petugas kami," katanya.

"Jadi siapsiagakan untuk bencana dan juga harus siapsiaga 24 jam (corona)," sambungnya.

"Soal virus corona ini kita juga jangan ngumpet-ngumpet tapi kita perangi, apalagi siang-siang begini kan berjemur lebih bagus," ungkapnya pada kesempatan itu.


Cegah banjir, tingkatkan penghijauan

Seiring meningkatnya pertumbuhan pembangunan di wilayah Kabupaten Bogor. Maka lanjut dia, perlu adanya penghijauan untuk mencegah bahaya bencana banjir dan longsor.

Selain mencegah, penanaman pohon Tabebuya tersebut secara estetika akan memperindah ruang-ruang publik jika sudah bermekaran.

Hal ini pun diungkapkan Ade, setelah Walikota Surabaya, Tri Rismaharini pernah menanam bibit pohon Tabebuya di ruang-ruang terbuka dan sudah bermekaran di sepanjang jalan di Surabaya, Jawa Timur.

"Hari ini kita tanam pohon tabebuya di AEON karena ini kan bagus ya secara estetika dan kalau sudah berbunga akan cukup indah, juga dapat mengendalikan bahaya bencana banjir dan longsor," ujar dia.

Secara terang-terangan Ade menjelaskan dihadapan para investor Warga Negara Asing (WNA) asal Jepang, tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Ketua DPW Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini pun menyinggung tentang persoalan banjir di Ibu Kota DKI Jakarta yang selalu dikaitkan dengan geografis alam Bogor.

"Semoga dengan kegiatan Plant Trees, Plant Goodness ini, bisa mengatasi dan mengantisipasi permasalahan lingkungan. Sebab, sudah banyak persoalan yang dihadapi kita, apalagi persoalan-persoalan di Jakarta berpindah ke sini (Kabupaten Bogor), diantaranya banjir," katanya.

Persoalan banjir di Kabupaten Bogor

Terkait dengan itu, ia menjabarkan ada tiga persoalan banjir yang dihadapi Kabupaten Bogor berhubungan erat dengan DKI Jakarta.

Pertama adalah banjir penduduk, yang terkait dengan eksodus warga Jakarta ke Bogor sehingga maraknya pembangunan di wilayah Kabupaten Bogor.

"Kedua ini adalah banjir sampah karena meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Bogor (5,9 juta jiwa) maka persoalan banjir sampah juga terjadi. Lalu yang ketiga adalah banjir air, bahkan kami selalu disalahkan (DKI Jakarta), padahal tak jarang juga kita beri kontribusi dan memang posisi kita itu juga lebih tinggi (di hulu) ketimbang di sana," ujarnya.

Terlebih, persoalan di hilir menyangkut tata kota dan pemeliharan drainase maupun resapan airnya justru lebih besar kontribusinya ketika banjir terjadi.

"Maka dari itu, saya suka komplain juga kalau banjir di Jakarta itu, Bogor selalu disalahkan," katanya.

Ia mengingatkan kepada para investor khususnya di sektor properti seperti mall perumahan, hotel maupun apartemen untuk berkomitmen peduli lingkungan dalam menyediakan dan membangun ruang terbuka hijau (RTH).

"Karena memang sudah menjadi kewajiban menyediakan lahan untuk penghijauan sebagai syarat membangun bisnis properti di Bogor ini," katanya.


Tanam tabebuya

Sementara itu, General Manager AEON Mall Sentul City, Bogor, Bayu Tunggul Aji menyatakan kegiatan penanaman pohon ini sudah menjadi tradisi setiap jaringan bisnis dari pengembang AEON Co. Ltd sebelum beroperasi.

"Secara tradisi tree planting ini memang dilakukan sebelum project dan operasional kita dimulai. Jadi ini sebenarnya semacam program bakti bumi, kita sudah mengambil lahan maka kita kembalikan ke bumi dengan melakukan penanaman pohon di lahan yang kita gunakan dengan kembali menanam kebaikan," ujarnya.

Ia juga menjelaskan alasan memilih jenis pohon tabebuya, dikarenakan sudah menjadi bentuk program kerjasama antara Indonesia dengan Jepang.

"Sebab di Indonesia itu, memang paling menyerupai dengan pohon sakura yang menjadi identitas bangsa Jepang. Itu alasan kita menanama pohon tabebuya di area lahan parkir seluas 1.000 meter persegi dengan kapasitas 2500 kendaraan," jelasnya.

Dia berharap, dengan adanya kegiatan penanaman pohon ini akan semakin meningkatkan kesadaran ekologis masyarakat, sehingga membawa dampak positif bagi masa depan anak cucu bangsa.

https://regional.kompas.com/read/2020/03/17/20570851/bupati-bogor-soal-corona-lebih-baik-bagi-bagi-masker-dan-hand-sanitizer

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke