Salin Artikel

Ikuti Nikah Massal, Kakek dan Nenek Ini Senang Akhirnya Pernikahannya Tercatat

Kegiatan yang digelar di Pendapa Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas itu diikuti sedikitnya 143 pasang pengantin.

Pengantin paling muda berusia 19 tahun dan yang paling tua berusia 85 tahun.

Layaknya pesta pernikahan pada umumnya, para pasangan pengantin menggunakan pakaian tradisional jawa.

Selepas sidang isbat di pendapa, mereka diarak menuju Rita Mall yang berjarak sekitar 100 meter untuk menikmati hiburan.

Waridin (85), warga Desa Watugung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas yang menjadi pengantin tertua mengaku sangat bahagia.

Waridin dan pasangannya Tuwiyem (60) akhirnya kini memiliki buku nikah.

"Dulu dinikahkan oleh lebe (perangkat desa zaman dahulu), buku nikah belum diambil, tapi lebenya sudah meninggal," kata Waridin yang didampingi Tuwiyem seusai nikah massal di halaman Pendapa Sipanji, Jumat.


Waridin dan Tuwiyem mengaku tidak tahu persis tanggal dan tahun pernikahannya dahulu. Yang jelas saat ini mereka sudah dikaruniai empat orang anak, sembilan cucu dan satu cicit.

"Senang sekali bisa ikut acara ini. Dokumen pernikahan ini buat jaga-jaga saja apabila dibutuhkan," timpal Tuwiyem.

Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengaku ikut merasakan kebahagian para pasangan pengantin.

Rencananya acara serupa akan menjadi agenda rutin yang digelar setiap tahun.

"Saat ini ada sekitar 400 pasang yang belum menikah secara resmi, mudah-mudahan berkurang. Ini baru separuhnya, jumlah ini akumulatif dari 20 tahun yang lalu. Nanti Insyaallah dalam waktu 3 sampai 4 tahun selesai semua," urai Achmad.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/28/20152931/ikuti-nikah-massal-kakek-dan-nenek-ini-senang-akhirnya-pernikahannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke