Salin Artikel

Transfer Uang di Bank, Alasan Pembina Pramuka Tinggalkan 249 Siswa Saat Susur Sungai

Hal tersebut diungkapkan Wakapolres Sleman Kompol M Kasim Akbar Bantilan dalam jumpa pers, Selasa (25/2/2020).

"Yang bersangkutan pergi karena ada urusan yang dikerjakan. Jadi yang bersangkutan ada keperluan mentransfer uang di bank," urainya.

Setelah peristiwa terjadi, IYA kembali ke lokasi dan ikut bergabung memberikan pertolongan.

"Ya kembalinya ya setelah kejadian. Setelah kejadian baru ikut gabung melakukan langkah-langkah pertolongan dan lain-lain," ujarnya.

Selain IYA, pembina pramuka yang ditetapkan sebagai tersangka adalah R (58) guru seni budaya dan DDS (58) tenaga bantu pembina dari luar sekolah.

Saat kejadian, R di sekolah untuk menjaga barang para siswa dan DDS menunggu para siswa di finish.

Selama kegiatan susur sungai hanya ada empat pembina pramuka yang terlibat.

Kasim Akbar mengatakan pembina dewasa yang seharusnya melindungi para siswa, ada yang ikut terseret sampai 50 meter saat air sungai menerjang rombongan.

"Pembina-pembina yang dewasa tersebut yang seharusnya melindungi, menjaga ikut terseret sampai 50 meter. Mengurus diri sendiri saja tidak bisa apalagi membawa 249 siswa siswi," ujarnya.

Ia mengatakan tiga tersangka dianggap lalai karena tidak mengedepankan manajemen risiko mesti telah memiliki sertifikat kursus mahir dasar (KMD) pramuka.

"Ketiga pembina ini sama sekali tidak ada kesiapan, sementara gejala alam sudah terbaca, cuaca mendung, dan ada tanda gerimis, dan siswa hanya bisa menurut," kata Kasim Akbar.

"Ketiganya punya sertifikat dalam hal kepramukaan tapi kesiapan itu yang tidak dipikirkan dan berdampak pada siswa-siswi," imbuhnya.

"Saya cek sungai di atas air juga tidak deras. Dan kembali ke start juga air tidak bermasalah. Kemudian di situ juga ada temam saya yg terbiasa mengurusi susur sungai di sempor jadi saya yakin tidak terjadi apa-apa," ujarnya.

Menurut IYA, susur sungai dilakukan untuk melatih karakter siswa dan agar siswa dapat memahami sungai, karena anak sekarang jarang main di sungai dan menyusuri sungai.

Saat ditanya mengapa anak-anak tidak diberi perlengkapan keselamatan, ia menjawab singkat, "Karena airnya selutut".

Sementara itu, R guru seni budaya, sekaligus sebagai ketua gugus depan sekolah mengatakan bahwa susur sungai di sekolah itu tidak hanya sekali dilakukan.

Namun iamengakui bahwa saat itu cuaca sedang mendung tipis.

"Tugasnya saya saat itu hanya menunggui di sekolah untuk mencatat siswa yang kembali dari susur sungai. Termasuk jaga barang-barang siswa. Sebenarnya saya tinggal dua tahun lagi pensiun," ujarnya.

Lebih lanjut IYA menuturkan bahwa kejadian hari itu adalah kelalaian mereka.

"Kami sangat menyesal dan memohon maaf kepada keluarga korban terutama keluarga korban meninggal," ucapnya.

"ini sudah jadi risiko kami, sehingga apapun yang menjadi keputusan akan kami terima. Semoga keluarga korban bisa memaafkan kesalahan kami," imbuhnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wijaya Kusuma | Editor: Khairina), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2020/02/25/18010051/transfer-uang-di-bank-alasan-pembina-pramuka-tinggalkan-249-siswa-saat-susur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke