Salin Artikel

Di Balik Penonaktifan Dosen Unnes yang Diduga Hina Jokowi, Status 8 Bulan Lalu hingga Kasus Plagiarisme

Hal itu tercantum dalam Keputusan Rektor Unnes Nomor B/167/UN37/HK/2020.

Diduga, status Facebook yang pernah diunggah Sucipto telah menghina Presiden Joko Widodo.

Dalam status Facebook tersebut Sucipto menulis, 'Penghasilan anak-anak saya menurun drastis tahun ini. Apakah ini efek Jokowi yang terlalu asyik dengan Jan Ethes?'

Rektor Unnes Fathur Rohman menegaskan, tidak memberikan toleransi pada dosen, tenaga pendidik atau mahasiswa yang menghina simbol NKRI dalam unggahannya.

Ketentuan tersebut, lanjut Fathur, tercantum dalam UU ITE dan RKUHP dengan ancaman hukuman pidana.

"Sebagai perguruan tinggi negeri, Unnes memiliki kewajiban menjaga NKRI dan Presiden sebagai simbol negara," katanya.

Sebab, Unnes melalui tugas pokok Tridharma perguruan tinggi memiiki peran meneguhkan peradaban bangsa.

"Jadi kalau ada dosen yang mengunggah konten menghina presiden berarti yang bersangkutan tidak beradab," kata dia.

Di sisi lain, bagi Sucipto, postingan itu tidak mempersoalkan apapun.

Ia mengajak Rektor Unnes menggelar debat terbuka terkait masalah tersebut daripada tiba-tiba memberhentikannya.

"Ini kan masyarakat akademik, kenapa tidak dibuat saja debat terbuka dengan menghadirkan ahli bahasa, ahli politik," ujar dia.

Menurutnya, ada keganjilan dari sanksi yang diberikan.

Sebab, status itu merupakan status lama, kalimatnya juga dinilai tak mempermasalahkan apapun, apalagi menghina presiden.

Penonaktifan Sucipto berlaku sejak 12 Februari 2020 hingga turunnya keputusan tetap.

Sucipto mengaku kabar penonaktifan dia peroleh setelah menjadi saksi kasus dugaan plagiarisme.

"Setelah itu tiba-tiba di hari Rabu ada kabar kalau saya diskorsing dari kampus. Dari kampus menyampaikan kepada saya hari Jumat. Saya kaget, ini kenapa ambil langkahnya cepat sekali," katanya.

Menurut dia, pimpinan Unnes pernah melaporkan seseorang ke polisi yang diduga telah mengungkap dugaan plagiarisme yang dilakukan rektor.

Ia menduga, rentetan kejadian itu adalah latar belakang pencopotan dirinya.

Lalu, sejumlah pihak mencari-cari kesalahan, salah satunya melalui unggahan media sosial.

Dosen Fakultas Bahasa dan Seni ini akan lebih banyak menulis selama dinonaktifkan dari pekerjaannya.

"Tak pernah ada yang berbekas, kecuali yang dituliskan," kata Sucipto.

Sucipto memang diketahui aktif menulis. Salah satunya berjudul Saridin Mokong, bercerita tentang sosok yang dianggap melakukan perlawanan.

Ia juga mengaku tengah merampungkan penulisan buku terbarunya yang diberi judul 'Menjerat Plagiat'.

"Sekarang masih proses editing. Sumber saya dapatkan dari hasil pemeriksaan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, terutama terkait dengan kasus plagiasi," ujar Sucipto.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : David Oliver Purba, Michael Hangga Wismabrata, Setyo Puji)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/17/06300081/di-balik-penonaktifan-dosen-unnes-yang-diduga-hina-jokowi-status-8-bulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke