Salin Artikel

Melacak Buaya Berkalung Ban Bekas, Belum Tertangkap hingga Jadi Tontonan Warga

KOMPAS.com - Hingga hari Kamis (13/2/2020), perburuan seekor buaya berkalung ban bekas di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, masih belum membuahkan hasil.

Strategi dua pawang buaya asal Australia justru menangkap seekor buaya lain yang tak ada ban bekas di lehernya.

Dinas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah dan tim khususnya masih terus berusaha melacak jejak buaya berkalung ban bekas tersebut.

Sementara itu, aksi perburuan buaya berkalung ban bekas yang melibatkan pawang dari Australia tersebut menjadi tontonan warga.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Buaya dengan panjang kurang lebih 4 meter terkena harpun milik Matt Wright dan timnya. Namun, buaya tersebut ternyata bukan buaya yang terjerat ban bekas di lehernya.

Tim pun segera melepas kembali buaya tersebut ke Sungai Palu.

"Harpun kemudian kita coba, dan buaya itu terkena. Matt kemudian menariknya ke tepi. Setelah kita lepaskan harpunnya, buaya kita rilis kembali ke sungai," kata Haruna, Ketua Satgas Penyelamatan Satwa, yang dihubungi melalui sambungan telpon, Rabu (12/2/2020).

Harpun adalah sejenis tombak yang sering digunakan Matt untuk berburu buaya.

Selain harpun, Matt dan timnya juga memasang perangkap sepanjang 4 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 1 meter.

Seperti diketahui, Matt Wright mengatakan, trap atau jebakan akan dipasang di Jembatan 2, Jalan Gusti Ngurah Rai, Kota Palu, Sulawesi Tengah, dengan menggunakan umpan satu ekor bebek hidup.

"Saya berharap trap ini bisa berhasil berdasarkan pengalaman kami di lapangan. Sudah banyak buaya yang kami tangkap dengan menggunakan trap atau jebakan ini," kata Matt, Selasa (11/2/2020).
Tim Satgas menyiapkan dua trap untuk menangkap dan melepaskan ban di leher buaya. Namun, baru satu yang digunakan.

Matt Wright tidak sendirian. Dirinya ditemani rekannya, Chris Wilson.

Keduanya merupakan ahli sekaligus pemerhati buaya dari Australia. Mereka berharap bisa membantu untuk menyelamatkan satwa buaya berkalung ban bekas tersebut.

Usai menjai vira di media sosial, hampir setiap hari warga datang untuk melihat aksi perburuan buaya di sepanjang Sungai Palu.

Warga yang datang pun tak hanya dari Kota Palu, tetapi juga dari daerah lain di Sulawesi Tengah.

Hal itu, menurut Haruna, menganggu proses penangkapan buaya. 

"Kami berharap mereka menjauh dari lokasi, untuk memudahkan tim bekerja. Namun kami kesulitan membendung keinginan warga untuk melihat proses penyelamatan satwa liar ini," kata Ketua Tim Satgas Penyelamatan Satwa Liar BKSDA Sulawesi Tengah, Haruna, di Palu, Kamis (13/2/2020).

Menurut Haruna, jumlah populasi buaya di Sungai Palu mencapai ratusan ekor. Populasi sebanyak itu dikhawatirkan juga akan memunculkan konflik manusia dengan buaya.

Pasalnya, Sungai Palu juga menjadi lahan para penambang pasir dan nelayan yang mencari nafkah.

"Ya target kita hari ini buaya itu bisa muncul dan masuk dalam perangkap yang telah di pasang di beberapa titik di Sungai Palu," ujar Haruna.

(Penulis: Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati | Editor: Khairina, David Oliver Purba, Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

https://regional.kompas.com/read/2020/02/13/16450071/melacak-buaya-berkalung-ban-bekas-belum-tertangkap-hingga-jadi-tontonan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke