Salin Artikel

Mengenal Tradisi Kuping Panjang, Simbol Kecantikan Perempuan Dayak, Gunakan Puluhan Anting Tiap Hari

Bagi perempuan dayak di Kalimantan Timur, kuping panjang adalah simbol kecantikan. Semakin panjang kuping seorang perempuan dayak, maka ia akan semakin cantik.

Data Yayasan Telinga Panjang, saat ini tak lebih dari 100 perempuan Dayak yang memiliki cuping telinga panjang.

Sebanyak 60 persen perempuan kuping panjang ada di Kabupaten Mahakam Ulu termasuk  dua perempuan Dayak Bahau, nenek Tipung dan Kristna.

Tipung dan Kristina adalah generasi angkatan tahun 1950-an. Setelah itu, tidak ada lagi perempuan dayak di kampungnya yang melakukan tradisi kuping panjang.

"Sekarang tidak ada lagi. Hanya kami dua saja yang punya," kata Tipung Ping saat ditemui Kompas.com di Samarinda, Rabu (5/2/2020).

Tipung mengatakan, perempuan dayak meyakini bahawa cuping telinga panjang adalah simbol kecantikan

"Supaya lebih cantik. Zaman dulu semakin panjang cuping telinga, semakin cantik," sebut keduanya.

Diikat tali hitam

Sementara itu Kristina bercerita saat usianya tiga tahun, telinganya dilubangi oleh ibunya menggunakan kayu lalu diikat kain hitam.

Setelah lukanya sembuh, lubang tekungan diberi satu anting.

Semakin bertambah usia, maka jumlah anting yang digunakan juga akan bertambah. Di usia 71 tahun, Kristina sudah menggunakan puluhan anting

Beban dari anting yang membuat lubang telinganya memanjang.

"Mama saya bikin lubang sejak usia tiga tahun. Semakin usai bertambah, anting diperbanyak di telinga," kata perempuan kelahiran 1949 itu.

"Anting ini tidak karat. Orangtua saya ambil dari Sarawak, Malaysia," katanya.

Kala itu, banyak orang Dayak di Long Pahangai pergi ke Sarawak melewati sungai dan perbukitan.

Ia bercerita, sejak usia tiga tahun ia tak pernag melepas anting-anting ya ia gunakan. Awalnya ia mengaku sempat terganggu terutama saat tidur.

Namun dengan berjalannya waktu, ia mulai terbiasa. Bahkan dengan kuping panjang ia masih bebas berburu.

Selain Kristina, saat itu ada puluha perempuan Dayak yang masih melakukan tradisi kuping panjang.

Namun di era 1970-an, penggunaan anting agar cuping kuping panjang semakin berkurang.

Dianggap tidak bagus untuk kesehatan

Kristina bercerita tradisi tersebut ditinggalkan oleh perempuan Dayak, salah satunya karena kampanye kesehatan di kecamatan dan kelurahan setempat.

Para petugas kesehatan mengatakan memakai banyak anting di cuping tidak bagus untuk kesehatan.

Bahkan di tahun 1980-an, seorang mantri pernah meminta Kristina dan Tipung untuk memotong telinga panjang karena alasan kesehatan dan memudahkan aktivitas.

Namun permintaan itu ditolak oleh Kristina dan Tipung. Dan mereka berdua yang masih mempertahankan tradisi cuping panjang di Kampung Long Isun.

Kristina dan Tipung mengaku sering membujuk anak cucu mereka untuk memanjang cuping dengan menggunakan anting besar.

Namun mereka menolak dengan alasan zaman sudah moder dan mengatakan malu jika telingannya panjang.

"Saya suka bujuk cucu tapi mereka enggak mau bikin. Bilangnya, sudah modern," kata Kristina.

Ia mengatakan tradisi kuping panjang bukan hanya untuk perempuan. Laki-laki di suku Dayak juga memanjangkan cuping telinga mereka sebagai simbol kegagahan.

"Maknanya sama. Laki-laki akan terlibat lebih gagah jika telinga panjang," kata Kristina.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Zakarias Demon Daton | Editor: Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/10/06360051/mengenal-tradisi-kuping-panjang-simbol-kecantikan-perempuan-dayak-gunakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke